Jumat, 25 Februari 2011

Sepi yang Terusik

Bocah-bocah bermain bola
Di depan halaman tempat tinggalku
Memecahkan hening sore
Yang baru saja diguyur hujan

Tawa-tawa kelakar yang memekakan telinga
Mengusik qalbu yang tenang
Dan suara bola plastik amat berisik
Menggugah emosi jiwa

Kesendirianku yang sepi makin kurang sepi
Kurang sunyi, kurang hening

Dan sepi yang tak sempurna
Karena suara-suara bising
Tak karuan, tak beraturan, berantakan


Rihan Musadik
Yogyakarta, 25 Februari 2011

Lewati Hari

Seharian ini
Panas matahari merembes ke bumi

Dan ketika matahari sembunyi
Hingga tiba malam hari
Panasnya masih terasa

Ketika mentari terbangun dan terbit
Isi dunia menyambutnya dengan berbeda

Ada yang ceria
Ada yang bersyukur
Ada yang menyambutnya dengan penuh semangat

Bahkan ada yang menyambut dengan penuh ketegangan
Karena prasangkanya terpenuhi takut dan cemas
Apa yang terjadi hari nanti

Menghadapi tugas kerjaan jadi beban
Yang sebenarnya mudah dilalui
Dengan kegembiraan
Keceriaan
Seperti senyumnya mentari menyambut pagi

Dan sejatinya rasa takut hanyalah khayalan
Hanyalah ancaman yang tidak realistis
Yang melekat di pikiran

Oh matahari
Sinarmu menghidupi tumbuhan
Mengeringkan pakaian
Dan menerangi bentang dunia

Oh mentari
Mari, jadikan teladan buat kehidupan


Rihan Musadik
Yogyakarta, 21 Februari 2011

Jumat, 18 Februari 2011

Pakaian Maksiat

Ketika aku berada dalam ketaatan
Dengan hati yang bersih
Qalbu yang jernih
Dan jiwa yang penuh kesejukan

Aku melihat tubuh-tubuh para wanita
Semula kuanggap biasa
Yang ditutup pakaian, tapi janggal...?

Pakaian itu membentuk tubuhnya yang indah
Bukankah pakaian buat menutup auratnya
Menutup keindahan tubuhnya

Namun dengan pakaiannya
Justru semakin nampak kemolekannya yang indah
Seolah-olah ingin menonjolkan tubuhnya
Berbangga dengan lekuk tubuhnya
Dan mengeluarkan perhiasannya
Membuat semua mata tertuju padanya

Hanya wanita-wanita terasinglah
Yang tak sungkan dalam bergaul
Dengan tetap menjaga kebenaran
Melaksanakan perintah Tuhan
Menutup aurat pintu maksiat
Menutup keindahan perhiasannya
Kecuali pada orang-orang yang dibolehkan-Nya


Rihan Musadik
Yogyakarta, 18 Februari 2011

Senin, 14 Februari 2011

Nilai Burukku

Tak kusangka aku tersandung batu
Luka, ngilu, pedih, perih
Karena itu, aku harus mengulang berjalan
Agar tak tersandung lagi

Sandungan yang menyakitkan
Karena kukira tak ada batu satu pun
Kalaupun ada mampu kulewati

Inilah yang harus kuterima
Tapi sudah mau apa lagi
Tinggal pilih berhenti atau maju

-Tak kusangka nilai renangku D-

Rihan Musadik
Yogyakarta, 14 Februari 2011

Masalah Bukan Abadi

Kemarin, aku bergelut dengan gelisah
Sebuah masalah yang menimpaku
Yang membuat hampir aku putus harapan
Di tengah jalan
Yang mengusik hati dan pikiranku jadi susah

Sekarang telah lewat
Dan usai selesai
Dan ternyata masalah akan berakhir jua

Problem bukanlah abadi
Yang tak dapat dituruni
Tapi hanya sementara
Yang akhirnya berhenti sendiri
Lalu usai selesai

Apatah lagi terlanjur basah aku kuliah
Tinggal pilih berhenti atau maju

Tanpa bimbingan-Mu
Tentu aku sudah berhenti
Tapi dengan pertolongan-Mu
Aku akan berusaha maju
Karena itu, Robbi
Aku mohon karunia-Mu selalu

-Keterlambatan KRS (kartu rencana studi)-

Rihan Musadik
Yogyakarta, 14 Februari 2011

Rabu, 09 Februari 2011

Aku Akan...

Aku butuhkanmu
Aku rindukanmu

Aku melayang terbang
Aku tergopoh-gopoh

akan kumulai
akan kuawali
dari batu loncatan
ke kesuksesan


Rihan Musadik
Purbalingga, 8 Februari 2011

Menahan Keluhan

Hendak kucurahkan semua rasa dan keluhanku
Tapi aku takut menambah duka dan nestapa dalam hidupku
Hanya bisa aku berdoa
Harap tuk bahagia


Rihan Musadik
Purbalingga, 3 Februari 2011

Senin, 07 Februari 2011

Bait Rindu Kyai

Ini dari lubuk hati
Yang ingin bertemu kyai
Di pengajian pagi
Tapi tak jadi

Tuhan
Kiranya aku diberi kendaraan
Yang nyaman
Agar aku bisa bepergian
Dalam hal kebaikan

Tuhan
Mungkin hari ini Kau tak ijinkan
Dan aku tak tahu, Tuhan

Hikmah apa dibalik kejadian ini
Aku hanya bisa berpasrah dan bersabar diri
Semoga Tuhan beri
Pertolongan dari kejadian ini


Rihan Musadik
Purbalingga, 28 Januari 2011

Di Hotel Sepi

Cahaya lampu kuning
Yang bersinar terang
Diantara pohon-pohon rindang

Gelap malam sepi
diramaikan jangkrik bernyanyi

Membuat pikiranku melayang terbang
Dan terbayang desa sepi
Di antara pepohonan
Dalam sebuah cerita

Suasana batin yang berlarian
Tenang seketika
Dengan hotel malam yang sepi
Bagaikan nyepi


Rihan Musadik
Baturaden, 4 Februari 2011

Rabu, 02 Februari 2011

Mantel

Oh tak kubawa mantel
Dikala hujan begini

Terpaksa aku pulang
Dengan diguyur hujan
Ditiup angin terpendam
Udara yang dingin

Malam kelam
Malah menambah kebekuan

Tubuhku yang kurus
Semakin mengurus
Menyusut karena dinginnya

Malam kelam
Hujan ditiup angin dingin


Rihan Musadik
Purbalingga, 2 Februari 2011

Alam Pagi Kota

Langit yang cerah berpadu mendung
Dan di bawah
Pohon-pohon bersenandung
Pagi yang indah

Kulihat sawah ladang jadi lapang
Burung-burung terusik oleh deru manusia
Tiada lagi lahan sepi menikmati ranum padi

Kulihat alam pucat
Semakin hari hilang alam
Hilang keindahan
Yang tergantikan dengan perkotaan
Dan alam pun hanya tersenyum di pedesaan


Rihan Musadik
Purbalingga, Januari 2011

Menikmati Alam

Burung-burung terbang tinggi di awan
Di antara bebatuan bukit dan tumbuhan
Disinari cahaya mentari hangat

Anginpun ikut bermain sepoi-sepoi
Menghembuskan kedamaian
Meniupkan ketenangan

Dan deru debu berterbangan berlarian
Diramaikan kokok ayam
Dan cicit burung pipit
Menambah cita rasa hati yang sempit


Rihan Musadik
Purbalingga, Januari 2011