Sabtu, 16 Oktober 2010

Sejarah Taekwondo ITF dan WTF

Artikel di bawah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Keterampilan Dasar Taekwondo yang menceritakan tentang Taekwondo ITF (International Taekwondo Federation) dan WTF (World Taekwondo Federation). Tulisan ini diambil dari dua sumber referensi, dengan sedikit pengeditan dari penulis.

Menurut berbagai sumber, banyak aliran beladiri yang sudah ada sejak dahulu di Korea. Beberapa yang terkenal sampai sekarang di antaranya ialah Taekwondo ITF, Taekwondo WTF, Hapkido, Kumdo, Hwarangdo, Tangsudo, Kuksolwon, Taekkyon, Mook do kwan, dan lain-lain.

Pada akhir perang kemerdekaan Korea, ada Tangsudo yang didirikan oleh Mr. Hwang Kee. Mengingat besarnya organisasi ini, banyak pihak termasuk pemerintah ingin memanfaatkannya untuk kepentingan lain, misalnya politik. Mr. Hwang Kee yang tidak ingin Tangsudo dikotori oleh campur tangan politik, akhirnya dianggap sebagai oposisi pemerintah dan akhirnya hijrah ke Amerika Serikat. Salah satu murid beliau yang terkenal adalah Chuck Norris yang mendirikan Chun kuk do dan WCL (World Combat League).

Sepeninggal Mr. Hwang Kee, Tangsudo di Korea tetap berjalan. Hingga akhirnya pada tahun 1955 diadakan pertemuan besar yang bertujuan untuk menyatukan aliran-aliran beladiri yang ada di Korea, dan akhirnya disetujui dengan nama Taekwondo. Semua ini atas prakarsa Jenderal Choi Hong Hi, meski ada juga beberapa aliran beladiri yang tidak ikut berafiliasi.

Pada pertandingan Taekwondo ITF, diselenggarakan tanpa menggunakan pelindung badan, tetapi menggunakan footglove (semacam sepatu) dan handgloves. Tentu saja atlet yang bertanding harus memenuhi kualifikasi tertentu, paling tidak seorang atlet telah berlatih secara intensif, sehingga siap bertanding tanpa pelindung. Secara umum, ITF lebih menonjolkan sisi self defence dan menjaga tradisi serta pakem-pakem teknik dasar taekwondo, sedangkan WTF lebih menonjolkan lifestyle, terutama teknik-teknik yang digunakan dalam pertandingan, serta selalu ada perkembangan terbaru mengenai teknik-tekniknya.

Sejak tahun 1972, seragam Taekwondo WTF diubah dari seragam yang mirip Karategi menjadi seragam yang terinspirasi dari baju tradisional Korea (Han do bok). Taekwondo ITF mempunyai 5 kategori yang dipertandingkan, lebih banyak dari WTF yang hanya mempunyai dua kategori yang dipertandingkan, yaitu: pertarungan (kyorugi), dan jurus (poomsae).

Kelima kategori tersebut adalah:
  1.  Sparring / Kyorugi (Pertarungan)
  2.  Pattern / Poomsae (Jurus)
  3.  Self defence / Hosinsul (Seni beladiri berpasangan)
  4.  Power breaking / Kyukpa (Memecah benda keras)
  5.  Special technique / Hamma dang (Teknik spesial)
Taekwondo mulai berkembang di Indonesia sekitar tahun 1970, dimulai dari aliran taekwondo yang berafiliasi ke ITF (International Taekwondo Federation) yang pada waktu itu bermarkas besar di Toronto, Kanada. Aliran ini dipimpin dan dipelopori oleh Choi Hong Hi, kemudian berkembang juga aliran taekwondo yang berafiliasi ke WTF (World Taekwondo Federation) yang berpusat di Kukkiwon, Seoul, Korea Selatan dengan Presiden Dr. Un Yong Kim.

Pada waktu itu, di Indonesia kedua aliran ini yang masing-masing mempunyai organisasi di tingkat nasional yaitu Persatuan Taekwondo Indonesia (PTI) yang berafiliasi ke ITF dipimpin oleh Letjen TNI Leo Lopolisa dan Federasi Taekwondo Indonesia (FTI) yang berafiliasi ke WTF dipimpin oleh Marsekal Muda Sugiri.

Atas kesepakatan bersama dan melihat prospek perkembangan di dunia olahraga internasional dan nasional, maka Musyawarah Nasional Taekwondo pada 28 Maret 1981 berhasil menyatukan kedua organisasi taekwondo tersebut menjadi suatu organisasi baru yang disebut Taekwondo Indonesia, dan dipimpin oleh Letjen TNI Leo Lopolisa sebagai ketua umum, sedangkan struktur organisasi di tingkat nasional disebut PBTI (Pengurus Besar Taekwondo Indonesia) yang berpusat di Jakarta.

Pada Munas Taekwondo Indonesia ke-1 tanggal 17 - 18 September 1984, menetapkan Letjen TNI Sarwo Edhie Wibowo sebagai Ketua Umum Taekwondo Indonesia periode 1984 - 1988. Dengan demikian, era baru Taekwondo Indonesia yang bersatu dan kuat dimulai. Selanjutnya Taekwondo Indonesia sempat dipimpin oleh Letjen TNI Soeweno, Letjen TNI Harsudiyono Hartas, Letjen TNI (Mar.) Suharto, Mayjen TNI Erwin Soedjono, dan sekarang (2010 – 2015) dipimpin oleh Mayjen TNI Marciano Norman.


2 komentar:

  1. Ada banyak kekeliruan pada artikel yang anda post :
    1. Tang Soo Do ataupun Kong Soo Do (kedua-duanya adalah nama lain dari seni beladiri Karate dalam bahasa Korea) bukanlah didirikan oleh GM Hwang Kee. GM Hwang hanyalah salah satu praktisi dan instruktur-nya. Pada hakikatnya, kebanyakan sekolah beladiri di Korea pada saat itu, seperti Chung Do Kwan dan Song Moo Kwan, mengajarkan Tang Soo Do yg sebenarnya adalah Shotokan Karate.

    2. Jend. Choi Hong Hi adalah pencetus, pendiri dan pemrakarsa dari Tae Kwon Do pada tahun 1955. Beliau pula yang memberi nama Tae Kwon Do. Dan Oh Do Kwan pimpinan-nya adalah satu2nya sekolah beladiri di Korea yang menggunakan nama 'Tae Kwon Do', sedangkan sekolah maupun institusi beladiri lainnya masih menggunakan nama-nama seperti : Tang Soo Do (Chung Do Kwan, Song Moo Kwan), Kwon Bup (Chang Moo Kwan), Kong Soo Do (Ji Do Kwan), Soo Bahk Do (Moo Duk Kwan).

    3. Lima Cabang dalam pertandingan ITF :
    - Sparring (Matsogi)
    - Pattern (Tul)
    - Special Technique (Tukgi)
    - Power Breaking (Kyukpa)
    - Self Defense Routine (Hosinsul)

    ITF mengadopsi sistem pattern / 'kata' aliran Chang Hon (aliran Jend. Choi Hong Hi), yaitu Tul. Sedangkan WTF mengadopsi Poomsae (aliran Kukki)

    Semoga informasi yg saya berikan bermanfaat. Taekwon.

    F.K

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas masukannya Master, kebetulan sekali saya kurang mendalami tentang sejarah taekwondo dari sumber-sumber primer. Tulisan di atas juga sebenarnya hanya copas dari dua alamat situs, karena saat itu memang ada tugas kuliah. Mungkin saya bisa diberitahu buku-buku atau sumber tentang sejarah taekwondo.

      Terkait beladiri taekwondo dan karate, saya kira memang ada keterkaitan antara keduanya. Boleh jadi pada masa terdahulu di Korea, ada beberapa teknik taekwondo yang mengambil dari karate atau terinspirasi dari karate, dan ini merupakan hal yang biasa dimana suatu aliran beladiri terinspirasi atau mengadopsi dari aliran beladiri lain, seperti misalnya Aikido yang banyak terinspirasi dari berbagai macam beladiri tradisional di Jepang. Bahkan di Indonesia sendiri sempat ada perguruan beladiri KATAEDO (Karate-Taekwondo) yang dipelopori oleh Mouritsz Dominggus.

      Jadi, akulturasi ataupun asimilasi dalam hal apapun itu hal yang lumrah. Hanya saja pada masalah sejarah, mungkin saja banyak perbedaan versi. Menurut hemat saya itu perlu dilihat dari sumber-sumber yang shahih.

      Hapus