Minggu, 17 Februari 2013

Aksi Demonstrasi Mencoreng Demokrasi

 Oleh: Rihan Musadik

Akhir-akhir ini marak diberitakan tentang rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Mendengar berita tersebut, masyarakat menjadi resah gelisah, karena mereka merasa terbebani dengan biaya penghasilan hidup mereka yang tergolong masih pas-pasan. Reaksi pun berdatangan dari berbagai pihak, ada yang pro, tetapi lebih banyak yang kontra. Salah satunya adalah aksi demonstrasi mahasiswa dari berbagai universitas, baik negeri maupun swasta. Dalam hal ini, aksi demonstrasi yang merupakan manifestasi dari demokrasi dilakukan oleh beberapa mahasiswa untuk menolak harga BBM karena dianggap menyusahkan rakyat. Namun sayangnya, perilaku demonstrasi yang muncul di berbagai media massa seringkali berlangsung anarki, bahkan tidak jarang bentrok dengan aparat. Hal inilah yang membuat nilai-nilai demokrasi menjadi tercoreng. Seakan-akan demokrasi itu akrab dengan anarkisme, kerusuhan, vandalisme, dan sebagainya. 


Yogyakarta, 28 Mei 2012

Selasa, 12 Februari 2013

Kalimat Sakti

Yakinlah !!!
Jika Anda hanya mendengarkan apa yang dikatakan orang, Anda akan gila. Anda harus melakukan apa yang Anda yakini (Sudono Salim/Lim Sioe Liong).

Kamis, 07 Februari 2013

Kejujuran dan Kepasrahan Total

Kebesaran seseorang itu terletak dalam kejujurannya. Bukan pada keberaniannya semata. Sebab, keberanian itu belum tentu sama dengan kejujuran. Sedangkan kejujuran itulah yang sebetulnya keberanian (Imam Malik bin Anas).

Syaikh Abu A’la al-Maududi
Agama Islam mengecam sistem kerajaan (monarki). Sebab, setiap kerajaan pasti memaksakan kehendaknya agar ditaati turun-temurun. Malapetaka bakal terulang kembali dalam dunia Islam, apabila sistem kerajaan tetap dipertahankan, sedangkan bentuk kekhalifahan yang demokratis ditinggalkan.

Lebih baik jiwa ragaku kuserahkan kepada Allah ketimbang mengemis-ngemis kepada tiran yang lalim. Seandainya Tuhan menghendaki kematianku, akan kuberikan nyawaku dengan sukarela. Sebab, seandainya takdir belum menetapkan ajalku, apapun yang hendak mereka lakukan, tidak akan mampu menghabisi jiwaku (Abu A’la al-Maududi).


Disadur dari buku 30 Kisah Teladan, Vol. 8 kisah ke-23. “Jujur itu Berani”. Karangan KH. Abdurrahman Arroisi.