Senin, 28 April 2014

Di Balik Skripsi S-1

Selesai Ujian Skripsi, Berfoto Bersama Teman
Di cover atau halaman sampul skripsi S-1 tertulis tujuan penyusunan skripsi, yang intinya sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana. Tapi tahukah anda? Bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini, mulai dari pembuatan proposal hingga ujian berakhir, banyak hikmah dan pelajaran yang bisa kita petik. Ketika kita mulai mendiskusikan judul atau permasalahan penelitian dengan dosen pembimbing, ternyata masalah atau judul tersebut dianggapnya sudah terlalu sering, pasaran, kurang bermutu, kurang berkualitas, tidak relevan, variabelnya kurang, dan segala macam komentar; tentu sebagai seorang pembelajar yang baik harus kita terima dengan lapang dada.

Adakalanya seorang mahasiswa mendapat judul atau masalah penelitian dari sang dosen, hal ini tentu saja sangat menguntungkan. Kemudian pada saat proposal selesai dibuat, sejenak kita menganggapnya—bagi yang perfeksionis—sudah fix, clear, tuntas tanpa revisi. Tapi ternyata ada saja revisi atau perbaikan dari dosen, di sini kita diajarkan untuk memiliki sikap kerendahan hati inteleketual. Bahkan ketika ujian atau sidang skripsi selesai dilaksanakan, masih saja ada yang namanya revisi, lagi-lagi kita diajarkan untuk selalu menanam kerendahan hati intelektual, rasa-rasanya mahasiswa tingkat akhir memang tidak akan lepas dari yang namanya revisi.