Sabtu, 31 Maret 2012

Kiat-Kiat Sukses Menjadi Wasit Taekwondo

Pendahuluan

Wasit adalah orang yang memiliki kemampuan dalam memimpin jalannya suatu pertandingan dari awal sampai akhir pertandingan dengan penuh disiplin, jujur, tegas, adil, tanpa memihak salah satu kontingen. Peran wasit amatlah penting dalam suatu pertandingan olahraga apapun, karena tanpa wasit pertandingan akan kacau, tidak ada yang mengatur, tidak ada yang memimpin dan tidak ada yang memutuskan kalah dan menang. Oleh karena itu, suatu pertandingan olahraga tidak akan berjalan dengan baik atau bahkan sama sekali tidak berjalan tanpa adanya seorang wasit yang memimpin pertandingan.

Sebenarnya peran apa saja yang dapat dilakukan wasit dalam memimpin pertandingan. Menurut Agung Nugroho (2011: 4), dalam memimpin jalannya pertandingan wasit dapat berperan sebagai:
  1. Pemimpin, yaitu dapat menguasai atlet, pelatih, dan penonton dalam memimpin jalannya pertandingan
  2. Polisi, yaitu menghentikan, memberikan pembinaan, teguran, serta peringatan kepada atlet yang bersalah
  3. Hakim, yaitu memberi hukuman kepada atlet yang melakukan pelangaran
  4. Penyelamat, yaitu menghentikan pertandingan (bila atlet keluar arena pertandingan, terjadi cedera panggil dokter, arena licin, dll.)
  5. Guru, yaitu membimbing atlet supaya bermain dengan sportif, fairplay dengan cara selalu membina para atlet
  6. Model (teladan atau panutan) yang dapat dijadikan contoh, yaitu memiliki sikap, suara, watak, ketegasan, kesabaran, gerakan, ataupun langkah yang benar dan rapi. Wasit dapat memberikan kepercayaan bagi atlet, pelatih, maupun penonton.
Dari penjelasan di atas, kita menjadi tahu begitu pentingnya peran dan tugas wasit dalam suatu pertandingan olahraga. Karenanya seorang wasit harus memiliki bekal dan kompetensi yang diperlukan agar pertandingan dapat berjalan dengan baik dari awal sampai akhir, begitu pula untuk berprofesi di bidang perwasitan, alangkah baiknya kita mengetahui kiat-kiat sukses menjadi wasit yang profesional. Pada makalah ini penulis akan memberikan kiat-kiat sukses menjadi wasit yang profesional di cabang olahraga taekwondo, mulai dari cara, kompetensi yang diperlukan, sikap, ilmu pendukung, dll.
 
Kiat-Kiat Sukses Menjadi Wasit Taekwondo

Taekwondo dapat dikategorikan ke dalam cabang olahraga beladiri, secara umum kejuaraan taekwondo dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: kyorugi (pertarungan) dan poomse (rangkaian jurus). Pada kejuaraan poomse tidak ada peran wasit, yang ada hanya beberapa juri yang memberikan nilai pada peserta, baik nomor tunggal ataupun beregu. Sedangkan pada kyorugi, peran wasit sangatlah penting, karena benar-benar harus memimpin dan mengatur dua atlet yang bertanding (bertarung). Untuk menjadi seorang wasit taekwondo harus memenuhi beberapa persyaratan di bawah ini:
  1. WNI yang baik, dan berdedikasi tinggi
  2. Berbadan sehat dan fisik normal
  3. Pendidikan minimal lulus SMA atau sederajat
  4. Sabuk hitam minimal DAN I
  5. Lulus dalam penataran perwasitan sesuai dengan jenjang yang diikuti
  6. Lulus tes fisik, psikologis sesuai dengan standar minimal yang ditentukan
  7. Usia minimal 20 tahun
Semua persyaratan ini harus dipenuhi, karena menjadi seorang wasit taekwondo bukan perkara yang mudah, sebab wasit harus mampu memimpin setiap pertandingan hingga beberapa ronde. Untuk itu sangat diperlukan badan yang bugar (tidak sakit) dan mental yang kuat agar tetap dapat memimpin jalannya pertandingan dengan maksimal. Lalu dalam taekwondo syarat menjadi wasit adalah minimal sabuk hitam DAN I, karena seorang wasit harus mengetahui seluk-beluk tentang taekwondo, filosofi, dan teknik-tekniknya.

Minggu, 25 Maret 2012

Angin di Masjid

Dalam masjid sepi
lengang menyepi

semilir angin berhembus kencang
bagai tiupan dari gunung kesepian nan jauh di sana

selimuti tubuh ini
tubuh yang semakin digerogoti waktu

dan tiba-tiba
suara menyentak sentuh kalbu
Bangunkan kesadaran tanpa sebuah awalan

 Yogyakarta, 23 Maret 2012
Jum'at sore di masjid

Kamis, 22 Maret 2012

Pengaruh Acara Televisi Terhadap Karakter Anak

 Oleh: Rihan Musadik

Beberapa waktu yang lalu, saya mengikuti diskusi ilmiah yang rutin diadakan seminggu sekali, setiap hari Jum’at di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pemateri dalam diskusi tersebut adalah Dr. Muqowim, M.Ag sebagai dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Dan seperti biasa diskusi tersebut dimoderatori oleh Prof. Dr. H. M. Abdul Karim, MA sebagai salah satu guru besar di UIN Sunan Kalijaga. Selain itu, juga dibersamai oleh Dr. Damami selaku dosen senior yang selalu mendampingi serta memberikan komentarnya terkait diskusi tersebut. Materi hari itu sangat menarik, berbicara tentang pendidikan karakter. Dengan judul makalah “Model Pendidikan Karakter dengan Pendekatan Living Values Education (LVE)”.

Saya melihat akhir-akhir ini memang karakter, nilai-nilai moral atau kearifan lokal mulai memudar di masyarakat, khususnya pada anak-anak dan para pemuda yang notabene kita anggap sebagai generasi penerus bangsa. Kalau saya perhatikan, penyebab dari degradasi moral tersebut adalah “krisis keteladanan”. Artinya, anak-anak dan para pemuda kehilangan atau kebingungan dalam memilih sosok dan model yang dapat dijadikan teladan dalam berperilaku dan bertindak dalam konteks kehidupan sehari-hari. Mereka seakan-akan tidak tahu apa dan siapa yang patut dijadikan contoh dan teladan dalam hidupnya.

Jumat, 16 Maret 2012

Wajahmu Saja

Kulihat wajahmu saja sejenak
melepas penat
jadi semangat

Tubuh ini terlanjur dipenuhi beban bertumpuk
melihat wajahmu saja
jadi kurang beban ini

Kupandang wajahmu saja
walau hanya dalam sebingkai foto
bagaikan motivasi membakar semangat tubuh ini 
untuk terus bergerak berkarya

Duhai wanitaku
kita tak akan tahu
dan tak pernah akan tahu
hati ini akan berlabuh di hati siapa
semua kan Tuhan tentukan
kita hanya bisa usaha lalu terima

Bingkai wajahmu sekarang ini 
hanyalah api semangat yang belum tentu jadi dalam dekapanku
meski aku mengharapkanmu

Seperti kukatakan
kita hanya bisa usaha lalu terima 
Biarlah Tuhan tentukan


Rihan Musadik
Yogyakarta, 15 Maret 2012

Kamis, 08 Maret 2012

Sore di Kelas

Kaca jendela terhampar tegak tak bergerak
pantulan cahaya putih dari lampu terpajang
dinding putih berkeliling sembari berdiri tegak
membentuk kelas-kelas berderet
membuat mata yang melihat jadi ingat
masa lalu di masa kanak
saat masih bermain dan diliput kasih sayang orang tua
Dan hati ini jadi terharu dengan sendirinya


Rihan Musadik
Ruang kelas, 8 Maret 2012

Selasa, 06 Maret 2012

Hujan Lebat

Aku lihat gelak tawa memuncak
dari jiwa-jiwa yang bergembira seiring hujan berguyuran
Kebun surga di siram air dari langit yang penuh berkat bercucuran
suara-suara ceria tak kunjung henti
sejenak saja merenungi hujan yang penuh kedamaian dari Sang Pencipta


Rihan Musadik
GOR UNY, 6 Maret 2012