Selasa, 08 Desember 2015

Juragan Dunia Akhirat

Kaya dan Miskin 

Hidup kaya dan miskin (harta duniawi) adalah ketetapan Allah kepada para hambanya, ada orang yang ditakdirkan hidup miskin dan ada pula yang ditakdirkan jadi orang kaya. Kaya dan miskin dalam urusan duniawi, kedua-duanya tidak ada unsur cela dan hina. Baik si kaya atau si miskin bisa menjadikan orang mulia, pun bisa menjadi orang hina. Pendeknya, kaya dan miskin adalah bagian dari takdir Allah.

Selama ini kita mengenal takdir baik dan takdir buruk. Banyak orang beranggapan bahwa kaya adalah takdir baik dan miskin adalah takdir buruk. Padahal sesungguhnya, konsep takdir baik dan takdir buruk hanyalah sudut pandang bagi seorang hamba yang—katakanlah—kurang tepat. Kita menganggap sebuah takdir adalah baik atau buruk hanya perspektif kita semata. Padahal belum tentu apa yang kita anggap sebagai takdir buruk adalah sebuh keburukan bagi kita.

Semua takdir bagi seorang mukmin adalah baik. Rasulullah menjelaskan bahwa Allah tidak menetapkan takdir bagi seorang mukmin, melainkan pasti baik baginya (HR. Imam Ahmad). Jadi, baik hidup miskin ataupun kaya dalam urusan harta, bagi seorang mukmin kedua-duanya adalah takdir baik. Jika kita sering mendengar bahwa rukun iman yang keenam adalah beriman kepada takdir baik dan takdir buruk, maka yang dimaksud dengan takdir baik dan takdir buruk adalah dalam perspektif manusiawi. Pada hakikatnya segala sesuatu yang Allah takdirkan bagi hambanya yang beriman adalah baik.

Terdapat sebuah hadits yang cukup terkenal, mengatakan bahwa kefakiran hampir-hampir mendekatkan seseorang kepada kekufuran. Menurut Ustadz Ammi Nur Baits, sanad hadits ini maudhu’ alias palsu. Di samping itu, secara makna juga bertentangan atau tidak sesuai dengan ajaran Islam, karena dalam Islam kemuliaan seseorang bukan diukur dari kefakiran ataupun kekayaan, tetapi dari ketakwaannya. Jadi, hadits ini tidak bisa diterima, baik secara riwayat ataupun makna. 

Jumat, 27 November 2015

Golongan yang Didoakan Malaikat

1. Bertaubat dan mengikuti jalan Allah

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Mu’min/Ghafir ayat 7 - 9 yang terjemahannya kurang lebih adalah sebagai berikut:

(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala,

Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga ‘adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,

Dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar”.

Malaikat pemikul ‘arsy ada empat yang disebut malaikat muqarrabun, yaitu malaikat yang didekatkan kepada Allah. Disebutkan dalam hadits bahwa besarnya malaikat pemikul ‘arsy, jarak antara daun telinga sampai pundaknya adalah 700 tahun perjalanan menggunakan buraq.

Besarnya ‘arsy Allah diterangkan pula dalam hadits, bahwa tujuh lapis langit dan bumi jika dibandingkan dengan besarnya kursy Allah seperti halnya cincin di tengah-tengah lapangan yang luas. Sedangkan kursy Allah jika dibandingkan dengan besarnya ‘arsy Allah seperti sebuah cincin yang berada di tengah-tengah lapangan yang luas. 

Betapa besarnya makhluk ciptaan Allah, lalu bagaimana dengan kebesaran dan kekuasaan Allah. Kata Nabi, “Tafakkaru fi khalqillah wa laa tafakkaru fi dzatihi (HR. Abu Nu’aim). Artinya, berpikirlah pada ciptaan Allah, dan jangan berpikir tentang dzatnya Allah.

2. Tidur dalam keadaan suci atau wudhu

Kanjeng Sayyidina Muhammad pernah bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa, “Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci” (HR. Imam Ibnu Hibban).

Senin, 23 November 2015

Tentang Hari Kehancuran

Definisi 

As-saa’ah (hari kehancuran / the hour) adalah peristiwa hancurnya alam semesta setelah tiupan sangkakala pertama oleh malaikat isrofil atas kehendak Allah ta’ala.

Yaumul qiyamah (hari kiamat / resurrection day) adalah hari berbangkit (yaumul ba’ts), yakni bangkitnya manusia dari alam kubur setelah tiupan sangkakala kedua oleh malaikat isrofil atas kehendak Allah ta’ala.

Fitnah Akhir Zaman

Dari Abdullah bin Mas’ud, dari Nabi berkata bahwa ada empat fitnah akhir zaman yang akan dialami umat ini:

1. Dihalalkan darah
2. Dihalalkan harta
3. Dihalalkan kemaluan

Aisyah bertanya, “Apakah kaum muslimin akan binasa, padahal ada di antara mereka orang-orang shaleh?” Jawab Nabi, “Ya, jika zina sudah tak terkawal dan maksiat merajalela, maka bala/adzab akan turun”.

4. Zaman Dajjal, tanda-tanda Dajjal hampir muncul:
  1. Pertumpahan darah berlaku di kalangan umat Islam
  2. Dihalalkan riba
  3. Arak dihalalkan
  4. Zina dihalalkan
  5. Orang tidak mau belajar ilmu agama
  6. Orang tidak mau beramal dengan agama (sekularisme)
  7. Tanah diambil secara paksa
  8. Harga barang melambung tinggi

Selasa, 10 November 2015

Noda-Noda Cinta

Pengantar

Salah satu pondasi penting dalam beribadah adalah cinta kepada Allah. Cinta kepada Allah adalah ruh dalam beribadah. Orang yang beribadah tanpa ada rasa cinta kepada Allah, maka akan kering spiritual dan hati seolah gersang. Sedangkan ibadah yang diiringi rasa cinta kepada Allah, maka akan terasa nikmat, hati seolah mendapat siraman air sejuk dari pegunungan yang hijau. Begitu pula orang yang hidup tanpa dipenuhi cinta, maka akan terasa kelam dalam menjalani hidupnya. Kekuatan cinta bisa mengatasi rasa malas, meringankan beban, dan melapangkan dada.

Saking pentingnya cinta, banyak para ulama yang menulis buku tentang cinta, salah satunya adalah buku Raudhatul Muhibbin (Taman Orang-Orang yang Jatuh Cinta) yang dikarang oleh Syaikh Ibnu Qayyim Al-Jauzi. Kata Syaikh Muhammad Quraish Shihab, cinta tidak bisa dilukiskan atau didefiniskan secara utuh lewat kata-kata, cinta hanya bisa dirasakan gejala-gejalanya saja. Kalaupun dibuat definisi tentang cinta, tentu akan banyak sekali definisi cinta dari orang yang mengalaminya.

Secara umum, cinta adalah ketergantungan hati kepada yang dicintai. Cinta akan membuat seseorang meninggalkan sesuatu yang dibenci oleh orang yang dicintai, dan melakukan sesuatu yang disukai oleh orang yang dicintai. Hal ini dijelaskan oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Para ulama juga mengatakan bahwa cinta itu ada yang asli dan palsu; ada cinta asli dan cinta palsu. Artinya, ada yang benar-benar cinta, tetapi ada pula yang hanya sekedar syahwat, bukan cinta yang sesungguhnya. 

Pembagian Cinta

Secara garis besar, cinta dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Cinta yang bersifat ibadah

Yaitu cinta yang diiringi pengagungan, penghambaan, kerendahan diri, dan ketaatan mutlak kepada Allah. Dan orang-orang yang beriman amat besar cintanya kepada Allah (Al-Baqarah: 165). Dalam ayat lain disebutkan bahwa Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang mereka bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin…(Al-Maidah: 54).

Cinta kepada Allah adalah puncak tertinggi dari cinta. Sebagian ulama menjelaskan bahwa ibadah itu harus dilandasi oleh tiga hal, yaitu: cinta (hubb), takut (khauf), dan harap (raja’). Ibarat seekor burung; rasa takut dan harap adalah kedua sayap, dan rasa cinta adalah kepalanya. Jadi, tidak mungkin seekor burung dapat hidup apalagi terbang tanpa adanya kepala. Oleh karena itu, kita harus senantiasa menghadirkan rasa cinta kepada Allah dalam beribadah, agar ibadah yang kita lakukan benar-benar hidup dan sampai kepada-Nya.

Rabu, 04 November 2015

Akrab dengan Ruqyah

Prolog

Kalau ingin mencari hidup tanpa ujian, cobaan, ataupun kesusahan bukan tempatnya di dunia. Hidup yang yang tanpa ujian hanyalah di surga. Dunia adalah tempatnya ujian dan cobaan.

Salah satu bentuk ujian hidup di dunia adalah adanya gangguan-gangguan yang bersifat ghaib dari bala tentara jin dan antek-anteknya. Bagi orang beriman, cara menghadapi perkara ghaib seperti ini adalah dengan mengikuti aturan agama dan tidak menyelisihinya. Solusi islami menghadapi gangguan-gangguan ghaib seperti ini adalah dengan “Ruqyah Syar’iyyah”.

Definisi Ruqyah

Secara etimologi, ruqyah adalah bacaan perlindungan. Setiap bacaan yang tujuannya untuk perlindungan diri dan pengobatan disebut ruqyah. Secara terminologi, ruqyah adalah bacaan perlindungan yang mengandung permintaan tolong kepada Allah untuk mencegah atau mengobati bala dan penyakit. Ruqyah islami tidak berbeda jauh dengan doa atau dzikir. Sifatnya bisa untuk pencegahan maupun pengobatan.

Landasan Historis

Di dalam hadits Imam Bukhari dijelaskan bahwa ruqyah sudah pernah dipraktekkan oleh Nabi Ibrahim untuk dua orang putranya. Rasulullah sendiri pernah meruqyah kedua cucunya Hasan dan Husain sebagaimana Nabi Ibrahim pernah meruqyah kedua putranya. 

Pada masa jahiliyah sebelum Sayyidina Muhammad diangkat menjadi Nabi, orang-orang jahiliyah juga meruqyah, akan tetapi dengan bacaan-bacaan atau mantra-mantra yang menyimpang dari ajaran Islam.

Rasulullah sendiri pernah meruqyah dirinya sendiri, seperti yang dikisahkan dalam hadits Imam Bukhari. Aisyah mengatakan bahwa Rasulullah pada saat berbaring sebelum tidur, mengumpulkan kedua tapak tangannya, kemudian membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas lalu menyemburkannya (meniup sembari mengeluarkan sedikit semburan), dan mengusapkannya pada bagian tubuh yang mampu dijangkaunya, hal ini dilakukan sebanyak tiga kali.

Kanjeng Nabi juga pernah diruqyah oleh Jibril sewaktu beliau disihir oleh seorang Yahudi yang bernama Labid bin A’sham. Malaikat Jibril turun dari langit, setelah berdialog dengan Nabi, kemudian Jibril meruqyahnya (HR. Imam Muslim). Sayyidina Muhammmad yang notabene seorang Nabi juga bisa terkena sihir, tentunya semua itu atas izin dan kehendak dari Allah. Tidak ada sesuatu yang terjadi melainkan semua atas kehendak Allah.

Nabi juga pernah meruqyah sebagian sahabat yang terkena penyakit kudis (HR. Imam Muslim). Rasulullah bahkan memerintahkan praktek ruqyah dan membenarkan ruqyah yang dilakukan oleh sahabat. Dalam hadits Asy-Syaikhani, Aisyah diperintah oleh Nabi untuk meruqyah penyakit ‘ain.

Selasa, 03 November 2015

Kembalinya Sang Fajar

Tiadalah kegelapan pekat
Selimuti sepanjang malam
Manusia-manusia terlelap
Di dalam sekat penuh gelap

Kembalinya sang fajar
Membawa cerah kehidupan
Sang malam berjubah hitam
Telah lewat hanya sekelebat

Mendung gelap kehidupan amatlah pekat
Iringi gerak sepanjang hidup
Manusia-manusia dibuat kalap
Hingga terlelap karena teramat gelap

Kembalinya sang fajar
Membawa cerah kehidupan
Mendung gelap yang hitam pekat
Ternyata hanya lewat sekelebat

Tabir-tabir gelap telah tersingkap
Cahaya terang mulai menyeruak
Membuka jalan bagi perjalanan
Dalam kehidupan penuh cabaran


Rihan Musadik
Purbalingga, 22 Muharram 1437

Senin, 02 November 2015

Insan Berhati

Itulah hewan jika hanya daging dan darah
Pula tak disebut insan jika sekedar hati
Barulah disebut insan jika hati adalah nurani
Berisikan rampai kebaikan
Berbunga-bunga meski kadang berduri

Mawar yang indah pun berduri
Maka hati insan pun terkadang berduri
Tetapi mawar yang membuat orang kagum
Maka kebaikan hatilah yang membuat orang kagum
Barulah itu insan


Ibnu Abi Anas
Fil Ardhi, 20 Muharram 1437

Sabtu, 12 September 2015

Ringkasan Sejarah Islam Nusantara (Menelusuri Indikasi Pengaburan Sejarah Islam Nusantara)

Perlawanan Kesultanan Islam dalam Menghadapi Penjajah Kuffar

Adipati Unus (Kesultanan Demak) menyerang Portugis di Malaka tahun 1511 gagal, dan diulangi lagi tahun 1521. Pada tahun 1522 Portugis lari ke Sunda Kelapa dan diserang Fadillah Khan / Faletahan / Fatahillah (Kesultanan Demak). Sejak saat itu Portugis tidak berani lagi ke Jawa, kemudian lari ke Ternate dan Tidore (Maluku), tetapi diserang oleh Sultan Baabullah, dan lari lagi ke timur.

VOC Belanda masuk ke Nusantara tahun 1622 dan tidak diizinkan oleh Sultan Banten, lalu disuruh masuk ke Sunda Kelapa karena sewaktu-waktu Sultan Agung dapat menyerang Banten sebab ingin menguasai seluruh Jawa. Dengan adanya VOC, maka kemungkinan serangan Mataram bisa terhambat. Oleh karena itulah, Sultan Agung menyerang lebih dulu VOC di Sunda Kelapa sebanyak dua kali pada tahun 1626 – 1629. Dan keduanya gagal.

Perlawanan terhadap VOC dari Banten oleh Sultan Ageng Tirtayasa mengalami kekalahan. Kemudian Perang Gowa oleh Sultan Hasanudin melawan VOC, lalu terjadi Perjanjian Bongaya. Perlawanan kaum muslimin terhadap VOC terus dilancarkan sampai Perang Diponegoro.

VOC mulai menggunakan strategi penyebarluasan opium secara legal untuk menghancurkan perlawanan pribumi. Hingga pada akhir abad 17 hingga awal abad 18 kraton-kraton di Jawa sudah mengikuti gaya hidup candu (opium). Pernah terjadi pasukan Diponegoro yang hendak berperang tidak bisa jalan alias terhambat, karena pasokan candunya terlambat datang. Salah satunya adalah Panglima Basha Kerto Pengalasan yang terkenal sangat ditakuti VOC. Akan tetapi, ia bukanlah panglima yang dipercaya Pangeran Diponegoro, karena seorang pecandu opium. Hingga akhirnya informasi ini sampai kepada VOC, maka VOC mengirim utusan untuk membujuk dan menawari Panglima Basha Kerto Pengalasan untuk segera pensiun, dengan ditawari tinggal di Semarang, digaji, dan dikirimi pasokan opium. Akhirnya, panglima ini terpengaruh oleh tipu daya VOC dan mengibarkan bendera putih tanda menyerah. 

Minggu, 30 Agustus 2015

Makna Nama "Rihan Musadik"

Urgensi Makna Nama

Nama “Rihan Musadik” diberikan oleh ayah saya, karena memang beliaulah yang paling berhak untuk memberikan nama bagi anaknya. Di samping itu, nama bukanlah hal yang sepele dalam Islam. Rasulullah sendiri seringkali memberikan ganti nama yang lebih baik bagi para sahabatnya yang memiliki nama yang mengandung arti tidak baik. 

Bahkan beliau menjadikan nama seseorang sebagai bentuk optimisme, pernah suatu ketika beliau akan melakukan suatu hal dan beliau menjumpai seseorang yang bernama “Sahal” yang artinya mudah, maka beliau berkata, “Urusan kita akan mudah”.  

Dan nama Rasulullah sendiri adalah “Muhammad” yang artinya terpuji, memang demikianlah kenyataannya Rasulullah adalah orang yang paling terpuji. Oleh karena itu, marilah kita beroptimisme dengan nama kita, karena nama adalah suatu harapan dan doa kepada Allah. Bukankah Allah memiliki asma’ wa sifat yang dengannya kita berdzikir, memuji, dan memohon.

Makna Nama “Rihan” 

Kata “Rihan” secara etimologi berasal dari bahasa Arab, dalam Al-Qur’an disebutkan beberapa kata yang merujuk kepada “Rihan”. Misalnya dalam surat Ar-Rahman ayat 12 yang berbunyi wal habbu dzul ’asfi war roihan. Kata Roihan (ريحان) dalam ayat ini maknanya adalah “bunga-bunga yang harum baunya”.  

Kemudian dalam surat Al-Waqi’ah ayat 89 yang nashnya berbunyi fa rouhuw wa roihan wa jannatu na’im. Kata Roihan (ريحان) di sini juga bisa dimaknai dengan rezeki atau bunga-bunga yang wangi.
Ada juga yang mengartikan Roihan sebagai “bau wangi surga”, hal ini karena kata Roihan selalu dihubungkan dengan wanginya surga, entah itu bunga-bunga atau tanaman. Dan bau harum ini juga merupakan kenikmatan dan rezeki yang istimewa di surga. Oleh karena itu, kata Roihan juga bisa diartikan dengan rezeki.

Selasa, 11 Agustus 2015

Tafsir Surat Al-Qadr (Pertemuan ke-6)

Ayat kelima salaamun hiya hatta matla’il fajr yang artinya: Salam (kedamaian) atas malam itu (lailatul qadr) sampai terbitnya fajar.

Kata “salam” pada ayat kelima ini mengandung tiga makna yang berkaitan dengan malam lailatul qadr. 

Pertama, salam di ayat ini maksudnya  adalah kebaikan dan keberkahan. Pada malam lailatul qadr; isinya hanyalah kebaikan, keberkahan, kedamaian, dan kesejahteraan. Tidak ada keburukan di dalamnya, karena pada malam itu sumber keburukan sudah dibelenggu oleh Allah. Hal ini dijelaskan oleh Imam Qatadah dalam Tafsir Ath-Thabari.

Nabi pernah bersabda bahwa di malam pertama bulan Ramadhan setan-setan dan jin-jin kafir dibelenggu. Dan setiap malam akan ada hamba-hamba Allah yang dibebaskan dari neraka. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Imam Hakim, dinilai shahih oleh Imam Hakim dan Syaikh Al-Albani.

Senin, 10 Agustus 2015

Tafsir Surat Al-Qadr (Pertemuan ke-5)

Penggalan terakhir ayat keempat yang berbunyi bi idzni rabbihim min kulli amr mengandung arti: Dengan izin Tuhannya sambil membawa ketetapan (takdir) dari Allah.

Ayat ini berbicara mengenai sebab turunnya para malaikat yang jumlahnya tidak terhitung. Secara lebih detail, kata bi idzni rabbihim artinya adalah dengan izin Tuhannya (Allah). Makna dari “izin” di sini adalah perintah dari Allah kepada para malaikat. Sedangkan min kulli amr atau ketetapan di sini maksudnya adalah takdir (qadar) atau ketetapan dari Allah. Maksud dari membawa takdir di sini adalah takdir yang sifatnya tahunan, yakni peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di muka bumi satu tahun ke depan sudah Allah beritahukan dan jelaskan kepada para malaikat di malam lailatul qadr.

Segala sesuatu di alam ini akan selalu tunduk kepada Allah, semua makhluk di alam semesta ini tunduk kepada perintah Allah. Salah satunya adalah makhluk Allah yang sangat istimewa, yakni matahari yang selalu tunduk dan patuh pada perintah Allah. 

Diceritakan dalam hadits riwayat Imam Bukhari bahwa pada zaman dulu ada seorang Nabi yang berperang di jalan Allah. Pada saat akan menaklukkan musuh, waktu maghrib hampir masuk dan Nabi tersebut belum melaksanakan shalat, padahal waktu ashar hampir habis. Menjadi dilematis, apakah menaklukkan musuh lebih dulu atau shalat ashar lebih dulu karena waktu ashar hampir habis. Maka Sang Nabi berkata kepada matahari, “Wahai matahari, engkau hanyalah makhluk yang menjalankan perintah Allah dan aku juga seorang makhluk yang menjalankan perintah Allah. Dan Nabi tersebut berdoa, “Ya Allah, tahanlah matahari dari tempatnya”. Benar saja matahari itu berhenti, tidak jadi terbenam, akhirnya Sang Nabi bisa menaklukkan musuh-musuhnya lalu setelah itu bisa shalat ashar. Allahu akbar.

Bisa diambil kesimpulan bahwa malaikat dan alam semesta adalah makhluk-makhluk ciptaan Allah yang selalu taat dan tunduk kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Malaikat-malaikat yang Allah ciptakan bermacam-macam tugasnya. Ada yang tugasnya mencabut nyawa, mencatat amal, menyampaikan wahyu, membawa rahmat, bahkan ada yang tugasnya hanya bersujud kepada Allah dari sejak diciptakan hingga hari akhir. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Sabtu, 08 Agustus 2015

Tafsir Surat Al-Qadr (Pertemuan ke-4)

Penggalan pertama ayat yang keempat berbunyi tanazzalul malaaikatu warruuhu fiihaa mengandung makna: Pada malam itu (lailatul qadr) malaikat-malaikat turun dan juga malaikat Jibril.

Dalam Tafsir Al-Qurthubi dijelaskan bahwa pada malam lailatul qadr seluruh penghuni langit, yakni para malaikat akan turun memenuhi bumi, bahkan malaikat-malaikat yang ada di sidratul muntaha juga ikut turun. Betapa mulia dan penuh rahmat malam lailatul qadr.

Kenapa dalam ayat ini ada disebutkan Ar-Ruh (mayoritas ulama mengartikan Ar-Ruh yaitu malaikat Jibril) padahal sebelumnya telah disebutkan malaikat-malaikat? Menurut sebagian ulama, hal ini karena Allah ingin menonjolkan atau mengistimewakan malaikat Jibril dibanding malaikat-malaikat yang lain.

Dalam hadits riwayat Imam Ahmad yang dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani, disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, “Wahai umatku, aku melihat apa yang tidak kalian lihat, dan aku mendengar apa yang tidak kalian dengar. Langit itu bersuara berderit-derit seperti keberatan muatan, dan memang layak langit itu berderit-derit. Sebab, setiap jarak empat jari (dari bumi ke langit) ada malaikat yang bersujud kepada Allah.

Dalam hadits yang lain riwayat Imam Ahmad dan dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani, dikatakan oleh Nabi bahwa pada malam lailatul qadr malaikat yang turun jumlahnya jauh lebih banyak daripada pasir yang ada di bumi. Para ulama menjelaskan salah satu tugas malaikat-malaikat tersebut adalah untuk mengamini doa-doa kaum muslimin.

Kamis, 06 Agustus 2015

Tafsir Surat Al-Qadr (Pertemuan ke-3)

Ayat kedua wa maa adraa kamaa lailatul qadr yang artinya: Dan tahukah kamu (Muhammad) apakah malam lailatul qadr itu?

Pada ayat kedua diawali dengan sebuah pertanyaan. Hal ini untuk menarik perhatian orang-orang. Di samping itu, juga mengandung hikmah bahwa salah satu metode pengajaran yang baik adalah menggunakan pertanyaan. Oleh karena itu, seorang guru perlu mengajukan sebuah pertanyaan kepada para muridnya agar lebih aktif dan terlibat dalam proses pelajaran. Bahkan, ketika pelajaran sedang berlangsung, metode pertanyaan juga perlu diterapkan untuk menghindari kejenuhan. Dengan kata lain, guru yang baik adalah guru yang mampu menarik perhatian para muridnya, salah satu metodenya adalah dengan tanya jawab.

Selain hikmah tersebut, ayat ini menggunakan kalimat pertanyaan karena apa yang akan dijelaskan adalah suatu perkara yang besar dan sangat istimewa. Sehingga perlu mengawalinya dengan sebuah pertanyaan yang menggelitik kesadaran kaum mukminin.

Ayat ketiga lailatul qadri khairum min alfi syahr yang artinya: Malam lailatul qadr itu lebih baik dari seribu bulan.

Lebih utama atau lebih baik dalam hal apakah malam lailatul qadr itu dibanding dengan seribu bulan? Pendapat yang lebih shahih adalah seperti yang terdapat dalam Tafsir Ath-Thabari yang ditulis oleh Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari (Imam para ahli tafsir Al-Qur’an) dan diikuti oleh Imam Ibnu Katsir, bahwa malam lailatul qadr lebih baik dari seribu bulan dalam hal keutamaan pahala (rahmat). Artinya, keutamaan pahala ibadah yang Allah berikan pada malam lailatul qadr jauh lebih besar dibandingkan amalan ibadah selama seribu bulan, yakni 83 tahun 4 bulan.

Rabu, 05 Agustus 2015

Tafsir Surat Al-Qadr (Pertemuan ke-2)

Ayat 1 yang berbunyi innaa anzalnaahu fii lailatil qadr, artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan (lailatul qadr).

Mengapa pada ayat pertama ini Allah menggunakan kata ganti “Kami”?
  1. Untuk menunjukkan besarnya keagungan Allah dengan segala penciptaan, perbendaharaan, dan malaikat-malaikat yang tunduk kepada-Nya
  2. Apa yang akan Allah turunkan adalah sesuatu yang besar (Al-Qur’an)
Al-Qur’an turun melalui dua proses. Hal ini dijelaskan oleh Abdullah bin Abbas dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim dan Imam Adz-Dzahabi, hadits ini dinilai shahih oleh Imam Hakim.
  1. Turun secara total ke langit dunia (langit pertama) di malam lailatul qadr
  2. Dari langit dunia turun secara berangsur-angsur kepada Rasulullah sebagai wahyu sesuai dengan peristiwa, situasi, dan kondisi pada saat itu.
Penjelasan: 

Al-Qur’an diturunkan secara total dari lauhil mahfuzh ke langit dunia (langit pertama). Tempat diturunkannya Al-Qur’an disebut Baitul ‘izzah di langit pertama. Hikmah diturunkan secara total:
  1. Menunjukkan keagungan Al-Qur’an
  2. Menunjukkan telah diturunkannya kitab suci yang terakhir sekaligus memberi tahu penghuni langit
  3. Satu-satunya kitab suci yang dijamin keasliannya hingga hari kiamat
Al-Qur’an diturunkan secara bertahap dari langit dunia kepada Nabi melalui perantara malaikat Jibril. Hal ini seperti terdapat dalam surat Al-Isra’ ayat 106 yang artinya: Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. 

Senin, 03 Agustus 2015

Tafsir Surat Al-Qadr (Pertemuan ke-1)

Nama surat ini adalah Al-Qadr yang diambil dari ayat pertama surat ini, innaa anzalnaahu fii lailatil qadr. Disebut juga dengan surat Lailatul Qadr, menurut Al-Jassas dalam kitab Ahkamul Qur’an.

Adapun asbabun nuzul (sebab turunnya) dari surat ini ada beberapa hadits yang menerangkannya. Akan tetapi, menurut penjelasan Ustadz Abdullah Zaen hadits tersebut adalah bernilai dha’if (lemah).

Imam Baihaqi meriwayatkan dalam Sunan Al-Kubra, dari Mujahid bahwa Rasulullah bercerita tentang seseorang dari Bani Israil yang berperang di jalan Allah selama 1000 bulan, maka kemudian Allah turunkan surat Al-Qadr”. (Mujahid adalah seorang tabi’in, tidak bertemu Nabi, hadits ini mursal).

Riwayat lain dari Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari dalam Tafsir Ath-Thabari, dari Mujahid bahwa Rasulullah bercerita ada seseorang dari Bani Israil yang setiap hari selalu bangun shalat malam sampai fajar, kemudian setelah shubuh ia berperang di jalan Allah hingga sore. Hal ini terus dilakukan setiap hari selama 1000 bulan, kemudian Allah menurunkan surat ini”. (Berdasarkan keterangan Ustadz, hadits ini dha’if jiddan (sangat lemah), karena ada satu perawi yang tertuduh berdusta, yaitu Ibnu Humaid).

Selasa, 14 Juli 2015

Sehelai Sutra

Aku terseok berkata dalam hati
Tentang kelemahlembutan dalam belaian kasih sayang
Selintas kau tergambar dalam benakku
Menyentuh hati yang sedang hampa ini

Bayangannmu seakan terus berkelibat tiada henti
Biar khayalku berpuas diri
Meski hanya bayangan tapi bermanfaat bagi jiwaku
Membayangkanmu melembutkan hatiku

Aku mencari kepastian di tengah badai keluguan
Berharap penuh meski tiada daya tuk berjumpa
Tapi optimisme hati yang membuat cinta tak akan padam

Salju cinta akan selalu ada
Melembutkan hati yang membara menjadi sejuk
Melumerkan gumpalan es menjadi air yang lembut
Biarkan hati ini menerima kelembutan cinta apa adanya 


Rihan Musadik
Rabu, 28 Ramadhan Syahrul Mahabbah 1436 H

Selasa, 26 Mei 2015

Sejenak Merenungi Makna Hidup

Oleh: Rihan Musadik

Ada saat dimana kita harus merenung di tengah gelombang badai duniawi yang bertubi-tubi, yang membuat lupa sebagian manusia dari kodratnya sebagai makhluk Tuhan yang pada saatnya akan kembali kepangkuan-Nya. Kita sering melupakan bahwa manusia diciptakan ke dunia bukannya tanpa tujuan. Tuhan tidak mungkin menciptakan sesuatu dengan kesia-siaan. Tak lain manusia diciptakan hanya untuk beribadah menyembah hanya kepada-Nya.

Kesibukan mencari duniawi telah membuat lalai sebagian orang, sehingga lebih mengutamakan urusan dunia yang singkat ketimbang urusan akhirat yang kekal. Dulu, ketika masih bujangan dan belum terlalu sibuk, shalat lima waktu di masjid tak pernah telat, baca Al-Qur’an one day one juz bahkan lebih, ngaji ke majelis ta’lim begitu rajin, buku-buku agama makanan sehari-hari, sedekah tak pernah lupa dan besar pula, kepedulian sosial teramat tinggi.

Lalu ketika kerja, mulai ada penurunan ibadah; shalat lima waktu jarang di masjid, baca Al-Qur’an satu lembar per hari (masih mending kadang-kadang nihil), majelis ta’lim seminggu sekali (itu pun pas khutbah Jum’at, sambil tidur pula), sedekah sangat rajin kepada diri sendiri, kepekaan sosial berganti menjadi ketidakpedulian sosial, dan Tuhan pun mulai dilupakan.

Pertanyaannya adalah, apakah pekerjaan kita membuat lupa kepada Tuhan atau menambah dekat kepada-Nya? Bukankah bekerja itu ibadah? Benar sekali, bekerja mencari nafkah untuk keluarga adalah ibadah yang sangat besar dan sangat dihargai dalam agama. Akan tetapi, apakah pekerjaan kita sudah sesuai dengan aturan Allah atau justru malah melanggar? Manusia yang sadar akan kebermaknaan hidupnya di dunia tentu akan merenung, apakah dengan aktivitas atau pekerjaan yang digeluti makin mendekatkan kita kepada Allah atau justru makin menjauhkan kita kepada Allah, lebih parah lagi pekerjaan yang membuka pintu-pintu maksiat.

Di Jalan Cinta

Oleh: Rihan Musadik

Jodoh siapa yang tahu, selekat apapun cintamu pada seseorang, kalau dia memang bukan jodohmu, mau apa lagi. Seputus asa apapun engkau menanti jodoh, menunggu cinta berlabuh, ternyata tak dinyana ketemu juga. Bertemu di tempat yang juga tak kau kira.

Tak disangka pujaan hati datang, lewat pandangan pertama. Benarkah ada cinta lewat pandangan pertama? Dari mata turun ke hati. Awalnya dari saling pandang, tatapan penuh cinta. Yakni cinta naluri seorang laki-laki dan perempuan yang tuna asmara. Dan kita bertanya dalam hati, apa memang kita berjodoh? Apa memang pandangan pertama itu jalan cinta kita?

Tapi cukupkah hanya dengan cinta pada pandangan pertama, dengan saling pandang, saling tatap meski hanya sepintas, lalu berkenalan, dan berjodohlah. Dari yang bukan siapa-siapa, menjadi siapa saya jika tanpamu. Dari yang tidak saling kenal, menjadi orang yang diingat-ingat sepanjang waktu. Bisakah? Mungkinkah?

Lalu kita menjawab dengan pertanyaan pula, apakah Tuhan hanya membatasi jodoh pada link-link di sekitar kita, entah link teman, saudara, atau apa. Link kita hanyalah Allah, biar Tuhan yang mempertemukan lagi mempersatukan cinta kita. Jika Allah menakdirkan pandangan pertama adalah jalan cinta kita, dan itulah karunia. Tapi benarkah itu karunia? Atau mungkin ujian dari Yang Kuasa?

Filosof vs Pastur

Filosof: Apakah Yesus itu Tuhan atau anak Tuhan? 

Pastur: Yesus adalah anak Tuhan 

Filosof: Jadi, Dia (Yesus) bukan Tuhan? 

Pastur: Bukan 

Filosof: Roh Kudus adalah Tuhan? 

Pastur: Ya, Roh Kudus adalah Tuhan 

Filosof: Jadi, ada dua Tuhan? 

Pastur: Hanya ada satu Tuhan, dan itulah Tuhan Roh Kudus 

Filosof: Jadi, Bapa bukan Tuhan? 

Pastur: Benar sekali 

Filosof: Jadi, Bapa bukan Tuhan dan Anak (Yesus) juga bukan Tuhan? 

Pastur: Benar 

Filosof: Dan Roh kudus adalah Tuhannya? 

Pastur: Benar 

Filosof: Jadi, siapa Bapa? 

Pastur: Tuhan 

Filosof: Anda baru saja mengatakan bahwa Bapa bukan Tuhan? 

Pastur: Tidak, Bapa adalah Tuhan 

Filosof: Anda baru saja mengatakan Bapa bukan Tuhan, Anak bukan Tuhan, dan Roh Kudus adalah Tuhannya? 

Pastur: Tidak kok, Bapa adalah Tuhan 

Filosof: Anda membuat pernyataan yang sangat tidak masuk akal 

Pastur: Itu hanya masalah pendapat saja. Menurut saya pribadi, saya sudah menjelaskan dengan cukup jelas 

Filosof: Maksud saya, bagaimana Anda bisa mengkristenkan orang, jika Anda sendiri tidak paham dan tidak bisa memberi tahu siapa Tuhan? 

Pastur: Tuhan adalah Tuhan. Dalam Bibel, Dia adalah Tuhan 

Filosof: Orang Kristen mengatakan bahwa Tuhan itu satu, tapi ternyata ada tiga? 

Pastur: Saya tidak mengerti tentang pertanyaan Anda. Sepertinya Anda bingung? 

Filosof: Baiklah, sekarang kita tahu ada Bapa, Putra, dan Roh Kudus, benar? 

Pastur: Betul sekali, Trinitas 

Filosof: Trinitas ini, sebenarnya mereka ini “tiga sama dengan satu” atau “satu sama dengan tiga”? 

Pastur: Mereka semua, sama dengan satu. Trinitas adalah satu kesatuan dari tiga 

Filosof: Baik, saat Yesus mati, Dia mati di kayu salib, bukan? 

Pastur: Ya, Benar 

Filosof: Saat Dia mati, siapa yang memerankan pertunjukan? 

Pastur: Tuhan selalu memerankan pertunjukan semenjak awal. Selalu Tuhan 

Filosof: Berarti menurutmu sekelompok orang Yahudi telah membunuh Tuhanmu? 

Pastur: Ya, itu benar 

Filosof: Jadi, pada hakikatnya sekelompok orang Yahudi lebih kuat dari Tuhanmu karena Tuhanmu telah mereka bunuh di tiang salib? 

Pastur: Saya tidak setuju karena Bibel tidak mengatakan hal itu dimanapun 

Filosof: Baiklah, orang Kristen sering berceramah bahwa Yesus digantung, disalib, dan dibunuh dengan kejam oleh sekelompok orang Yahudi yang sombong? 

Pastur: Ya, Dia mati menebus dosamu, dosa umat manusia 

Filosof: Apakah dia juga menebus dosa orang Yahudi yang membunuh-Nya (Yesus)? 

Pastur: Ya, benar 

Filosof: Jadi, orang Yahudi yang membunuh Yesus, bisa masuk surga? 

Pastur: Ya, benar 

Filosof: Jadi, semua orang akan masuk surga? 

Pastur: Oh, tidak 

Filosof: Tapi saya kira Yesus menebus dosaku? 

Pastur: Ya, asalkan kamu hidup menurut ajaran-Nya (Yesus) pasti masuk surga 

Filosof: Apakah Yesus menyayangi semua orang? 

Pastur: Tidak juga 

Filosof: Wow… Anda cukup berani untuk berbicara seperti itu? 

Pastur: Ya, dan pikirkan betapa beruntungnya Anda untuk memiliki Bibel sebagai petunjuk Anda 

Filosof: Sebenarnya saya tidak beruntung membaca Bibel. Baiklah, jika Anda lihat di Keluaran 21: 15, disebutkan bahwa siapa yang memukul ayah atau ibunya harus dihukum mati? 

Pastur: Benar 

Filosof: Apa itu terlihat baik menurut Anda? 

Pastur: Ya, itu terlihat baik 

Filosof: Jadi, jika saya memukul ibu saya sendiri, saya harus dihukum mati? 

Pastur: Kalau Bibel mengatakan begitu, ya begitulah… 

Filosof: Oke, bisakah kita berbicara tentang Bibel? 

Pastur: Oh ya, aku akan sangat senang membicarakannya 

Filosof: Bukan Yesus yang menulis Bibel, benar? 

Pastur: Ya, bukan Yesus 

Filosof: Lalu siapa? 

Pastur: Murid-murid-Nya 

Filosof: Anda salah. Ada Yohanes, Petrus, Mikael, Matius. Apakah mereka yang menulis Bibel? 

Pastur: Ya, Benar 

Filosof: Siapa mereka? 

Pastur: Murid Yesus 

Filosof: Bukan. Mereka belum pernah melihat Yesus seumur hidup mereka 

Pastur: Mereka berjalan bersama Yesus kok… 

Filosof: Tidak, Mereka bahkan lahir ratusan tahun setelah Yesus meninggal 

Pastur: Kalau menurut Bibel tidak 

Filosof: Menurut Bibel…? Baiklah, apakah Anda mengatakan Yesus itu Tuhan? 

Pastur: Ya, Benar 

Filosof: Lalu bagaimana di dalam Bibel saat Yesus dipanggil “sempurna” malah mengatakan, “Jangan panggil aku sempurna. Tidak ada yang sempurna selain Tuhan?”

Pastur: Benar sekali 

Filosof: Berarti Dia membedakan antara diri-Nya dengan Tuhan? 

Pastur: Ya, benar sekali 

Filosof: Di dalam Markus 12: 29 Yesus berkata, “Perintah yang pertama: Dengarlah wahai Bangsa Israel, Tuhan Allah adalah Tuhan kita, yaitu Tuhan Yang Esa”. Mohon dijelaskan? 

Pastur: Bisa diperjelas lagi pertanyaannya? 

Filosof: Yesus berkata di dalam Bibel bahwa Tuhan Allah adalah Tuhan kita semua, yaitu Tuhan Yang Satu. Yesus mengatakan “TUHAN KITA” . 

Pastur: Ya, Benar 

Filosof: Kemudian di Yohanes 20: 16 Yesus berkata, “Aku diutus oleh Tuhanku dan Tuhanmu”. Bukankah ini berarti bahwa kita dan Yesus punya Tuhan yang sama? 

Pastur: Benar 

Filosof: Lalu di Yohanes 8: 28 Yesus berkata, “Tidak ada satupun yang Ku-lakukan dari diri-Ku sendiri”. Lalu apakah Tuhan bisa melakukan segala sesuatu? 

Pastur: Jelas bisa 

Filosof: Lalu mengapa di dalam Bibel, Yesus membedakan dirinya dengan Tuhan, bukankah Anda mengatakan Yesus adalah Tuhan? 

Pastur: Mungkin Bibel Anda terdapat kesalahan kosa kata 

Filosof: Kosa kata mana yang salah ketika Yesus sendiri mengatakan “TUHAN KITA”? Anda mengatakan kalau Bibel saya terdapat kesalahan kosa kata. Kalau memang Bibel berasal dari Tuhan, pasti hanya ada satu Bibel, tapi mengapa ada banyak versi Bibel? 

Pastur: Mungkin Bibel yang Anda baca telah jatuh tercelup ke air sehingga buram. Itulah sebabnya kami menjual Kitab versi sendiri, yaitu The Richard Burnish Bible, agar terbebas dari kebingungan. 

Filosof: Ada Kitab terakhir dari Tuhan, namanya Al-Qur’an. Kitab ini adalah wahyu terakhir dari Allah setelah Zabur, Taurat, dan Injil yang diturunkan kepada Muhammad. Beliau adalah Nabi terakhir, Nabi yang diutus untuk seluruh umat manusia, bukan Nabi yang diturunkan hanya untuk satu bangsa, seperti Yesus Kristus yang hanya diutus untuk Bangsa Israel. Beliau adalah Nabi akhir zaman setelah Nabi Isa Al-Masih (Yesus Kristus). Kitab ini banyak meluruskan keyakinan-keyakinan keliru dari orang Kristen dan Yahudi. Tidak ada kesalahan satu pun, jika Anda baca maka Anda akan tahu siapa Yesus Kristus (Isa Al-Masih) yang sebenarnya. Beliau hanya seorang Nabi utusan Allah; bukan Tuhan, bukan juga anak Tuhan, bukan salah satu dari tiga Tuhan (trinitas). Semua yang ada di dalam Al-Qur’an masuk akal. Hanya ada satu Tuhan, dan yang lainnya adalah Nabi. 

Pastur: Terima kasih. Terima kasih banyak atas keterangannya 

Filosof: Orang-orang Kristen menggunakan simbol salib karena menganggap Yesus mati di kayu salib? 

Pastur: Benar 

Filosof: Jadi, kalau Yesus dibunuh di kursi listrik apakah kalian akan menggunakan kursi listrik sebagai simbol?


Sumber Transkripsi:

https://www.youtube.com/watch?v=9C24ZM9Pfn4 dengan beberapa penambahan dan pengurangan.

Selasa, 19 Mei 2015

Psikologi Wawancara Kerja

Oleh: Rihan Musadik 

Wawancara kerja, boleh jadi dilaksanakan di awal-awal seleksi, tapi boleh jadi juga di akhir-akhir seleksi, tergantung model perkerutan masing-masing tempat kerja. Sepertinya yang paling banyak dilaksanakan adalah wawancara kerja di akhir-akhir seleksi. Tujuannya, mungkin ingin mengetahui lebih dalam profil atau kepribadian sang pelamar, di samping juga bagaimana semangat kerja, keinginan kerja di tempat tersebut, gaya bicara, kemampuan, dan lain-lain hal. Intinya, pihak pewawancara ingin mengetahui secara umum (bisa juga hal khusus) berbagai hal tentang diri sang pelamar yang dikaitkan dengan apakah tepat bekerja di perusahaan tersebut. Walaupun harus diakui, menilai kepribadian seseorang tidak cukup hanya dengan satu-dua jam wawancara. Akan tetapi, paling tidak ada sedikit gambaran tentang profil umum sang pelamar.

Ada pertanyaan menarik yang berkaitan dengan wawancara kerja, apakah bisa kita mengetahui kepribadian orang yang mewawancarai kita? Kalau berdasarkan pengalaman saya, tentu bisa. Jika kita sedikit cermat dan jeli, kita akan langsung dapat menilai siapa sebenarnya pewawancara kita, bagaimana kepribadiannya, dan seperti apa karakternya. Tentu saja itu hanya penilaian atau gambaran umum saja, siapa tahu bermanfaat jika suatu saat ia menjadi atasan kita. Setidaknya, sang pelamarlah yang justru asyik menerka-nerka kepribadian pewawancara layaknya psikolog ahli yang sedang menilai kepribadian seseorang. Katakan apa yang kamu tanyakan, niscaya aku mengetahui siapa kamu.

Umumnya pelamar akan merasakan grogi, nervous, ataupun deg-deg ser ketika akan melakukan wawancara. Hal ini wajar-wajar saja dan lazim dialami kebanyakan orang. Sebaik apapun mental seseorang pastilah akan sedikit mengalami demam panggung. Terlebih bagi para pemuda yang masih belum matang emosi dan kejiwaannya. Tentu sangat perlu belajar bagaimana meminimalisir rasa khawatir saat akan melakukan wawancara, presentasi, pidato, atau ceramah. 

Sihir Sinetron

Oleh: Rihan Musadik

Saat nonton TV, terutama sinetron alias kisah-kisah bersambung yang begitu digemari oleh banyak kalangan, khususnya oleh ibu-ibu. Mengapa mereka menjadi ketagihan? Seolah-olah penonton dibawa, diajak, dan disentuh sisi kejiwaannya untuk terus mengikuti acara. Bahkan ketika acara selesai, penonton dibuat penasaran bagaimana kelanjutan kisahnya di episode berikutnya. Bagi sebagian orang, mungkin meninggalkan acara sinetron pada saat menonton bisa dilakukan dengan ringan saja. Akan tetapi, bagi para penggemar sinetron rasa-rasanya berat untuk meninggalkan sinetron tersebut. Apalagi pada sinetron-sinetron yang kontennya memang banyak menyuguhkan emotivisme atau emosi-emosi meluap yang membuat penonton ikut terbawa emosi. Dan memang hampir semua sinetron mengedepankan sisi emosional dengan diiringi musik-musik pengantar yang juga emosional.

Sebenarnya kalau kita amati dengan cerdas, isi atau konten acara sinetron sangatlah absurd. Walaupun mungkin kisah atau cerita, latar waktu dan tempat, serta logat bicara mengambil dari adat dan budaya masyarakat, tetap saja absurd. Karena hal-hal detail atau kepingan-kepingan cerita menunjukkan suatu kejadian yang memang absurd. Ditambah lagi ekspresi-ekspresi para pemeran sinetron yang sangat emosional dan berlebihan. Kalau dibandingkan dengan realitas di masyarakat sangatlah jarang ditemukan bentuk-bentuk emosi berlebihan yang ada dalam sinetron. Meski harus diakui pula bahwa sisi emosi yang ada dalam sinetron juga mengambil dari realitas di masyarakat, hanya saja pada sinetron dilebih-lebihkan dan diluap-luapkan, ditambah lagi dengan iringan musik yang pas dengan kejadian sinetron, apakah itu musik sedih, gembira, datar, ataupun humor.

Agaknya, bentuk-bentuk emosi over dari para pemerannya disertai iringan musik inilah yang menjadi nilai jual dari sinetron sehingga memikat hati pemirsa. Oleh karena itu, jika ada orang yang “kagetan” atau “gumunan” dengan suatu hal, ataupun sangat ekspresif dalam bersikap, maka orang-orang menyebutnya sebagai “over acting”. Tentu saja kata over acting adalah kata negatif yang ditujukan pada orang-orang yang berlebihan dalam bersikap, berbicara, berbuat, dan menanggapai suatu hal. Orang Jawa selalu mengatakan pada orang yang over acting, “Biasa wae” yang dalam bahasa anak muda sering dikatakan “Biasa aja”.
 

Perilaku Remaja: Satu Persoalan

Oleh: Rihan Musadik

Bagi orang dewasa atau juga orangtua; memandang remaja sebagai tahap kehidupan yang belum matang dalam menghadapi dan menyikapi persoalan. Tentu saja pandangan ini ada benarnya, walaupun tidak seratus persen benar. Jika kita amati perilaku remaja ketika berkumpul dalam kegiatan olahraga pagi di hari Minggu/libur, akan banyak kita dapati perilaku-perilaku unik yang menunjukkan naluriahnya atau sebut saja ketidakdewasaannya. Terutama menyangkut naluri dengan lawan jenis yang kerap dianggap sebagai “dunia cinta remaja”. Sebetulnya bukan hanya acara jogging minggu pagi, akan tetapi hampir semua acara dimana banyak remaja berkumpul, seperti malam mingguan, konser musik, pameran buku, alun-alun, perpustakaan, dsb.

Berbicara remaja secara umum, tentu berbeda dengan berbicara remaja secara khusus. Pada hal-hal yang umum, kita membahas hal yang menjadi kebiasaan “nakal” para remaja, dan tentu tidak semua remaja adalah nakal dan tidak dewasa. Harus diakui ada beberapa remaja yang pintar, terlihat dewasa, dan “tahu agama”. Sedangkan yang kita bicarakan adalah remaja secara umum dari sisi negatif. Sebab, secara apriori banyak orang yang memandang beberapa perilaku remaja dari sisi kelamnya. Dan memang ini yang lebih santer diberitakan oleh berbagai media jurnalistik.

Terkait perilaku remaja, sebagian orang menganggapnya hal biasa dan lumrah. Sebagian lagi memandangnya tidak lumrah dan tidak sesuai agama. Misalnya pacaran, bermesraan, berdua-duaan, bersepi-sepi, berciuman, berboncengan, pergi bersamaan, merokok, tawuran, nonton video porno, dll. Beberapa contoh ini dianggap hal biasa oleh sebagian orang, mereka mengatakan, “Ah, namanya juga remaja, biarin aja mereka nakal, ntar juga sadar sendiri”. Sebagian lagi menilai perilaku-perilaku ini telah melanggar agama, tidak sesuai budaya timur dengan kearifan lokal seperti rasa malu, sopan santun, dan menjaga diri. Sehingga perilaku demikian harus benar-benar dijauhi.

Seutas Asa

Kicauan burung tak lagi merdu
Kebun-kebun sepi berdiam diri
Kupu-kupu kuning turut mengobati
Hanya seulas senyum
Sedikit merekah tapi terpendam sedih

Berlarian suara mesin
Bertambah tangis dada yang sedih
Tiada lagi harapan
Tiada lagi masa depan 

Dan mengapa harus berharap
Ketika semuanya tampak tertutup rapat tak berdaya
Mengemis harapan kepada sesama juga kesia-siaan
Tiada lagi tempat berharap

Dunia memang gelap
Mendung hitam bergelayut tak henti
Tinggal kesadaran yang tersisa
Tinggal satu harapan yang bercelah

Di kegelapan yang amat pekat
Masih ada harapan secercah cahaya
Di antara rapatnya pintu kehidupan
Kesadaran mengatakan adanya kunci yang hendak membuka

Atau sang tuan rumah membukakan pintu
Dan mempersilahkan masuk dengan jamuan
Hanya bisa menunggu dan berharap penuh
Karena memang Dia Sang Pemilik Kehidupan

Alangkah ruginya engkau
Hidup dalam kepedihan
Berteman dengan kemiskinan
Sementara kemaksiatan menjadi kebiasaaan
Apa yang hendak kau banggakan ketika berjumpa menghadap Allah? 


Rihan Musadik
Bumi Allah, 15 Rajab 1436 H

Selasa, 28 April 2015

Refleksi May Day dan Hardiknas 2015

Oleh: Rihan Musadik

Beberapa hari lagi, masyarakat Indonesia akan memperingati Hari Buruh Internasional (May day) yang jatuh setiap tanggal 1 Mei. Kemudian hari berikutnya, setiap tanggal 2 Mei akan diperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Hampir setiap tahun, Hari Buruh dan Hari Pendidikan Nasional selalu diperingati di Indonesia. Hari Buruh biasanya dirayakan dengan aksi demonstrasi para buruh di sejumlah daerah. Sehingga membuat aparat kepolisian juga ikut sibuk merayakan dengan menurunkan ribuan personelnya untuk mengamankan aksi para buruh yang turun ke jalan. Sedangkan Hari Pendidikan Nasional dirayakan dengan upacara seremonial di sekolah-sekolah dan kampus-kampus di seluruh Indonesia. Sebenarnya apa yang diperingati dan apa makna dari memperingati hari tersebut?

Berbicara masalah buruh, tentu sangat erat kaitannya dengan persoalan ketenagakerjaan di Indonesia. Belum lagi masalah pengangguran dan himpitan ekonomi yang disinyalir menjadi penyebab utama maraknya berbagai tindakan kriminal dan aksi bunuh diri. Seperti diberitakan suarameredeka.com, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran per Agustus 2014 sebesar 7,24 juta orang. Angka ini mengalami kenaikan sekitar 90.000 orang dibandingkan pada Februari 2014, atau ada kenaikan sekitar 1,2 %. Harus diakui bahwa jumlah pengangguran di Indonesia masih amat banyak.

Menjelang peringatan May day dan Hardiknas yang berdekatan itu, ada beberapa persoalan penting terkait masalah pengangguran, pekerjaan, dan pendidikan. Orangtua zaman dulu selalu mengatakan, “Sekolah yang tinggi biar jadi orang sukses”, “Sekolah sampai sarjana biar cepat cari kerja”. Tapi nyatanya sekarang, jumlah sarjana yang menganggur justru semakin membludak. Sudah bukan rahasia lagi, sangat banyak lulusan perguruan tinggi yang masih menganggur. Hal ini boleh jadi karena jumlah lapangan kerja yang terbatas, tidak sebanding dengan jumlah lulusan yang semakin meningkat. Kita semua berharap, mudah-mudahan para sarjana yang masih menganggur itu dapat segera mendapatkan pekerjaan yang layak.

Sabtu, 18 April 2015

Waktu Terus Berlalu

Pikirkanlah! waktu berjalan lurus
Dan akan berakhir pada suatu titik

Hari yang lalu telah berlalu
Lalu apa yang kau rasakan sekarang?
Yang lalu bagaikan tak pernah terjadi
walau sedetik

Dan hari yang lalu telah berlalu
Tidak pernah terulang kembali untuk selamanya
Apa yang telah kau perbuat di hari lalu?
Sudah terjadi dan tak akan pernah kembali

Pikirkanlah! hari ini tidak akan pernah muncul kembali
Kecuali hanya sekali seumur hidup
Lalu apa yang hendak kau perbuat untuk hari ini?

Berbuatlah sesuatu yang mengesankan
Melakukan hal-hal yang berguna untuk kemanusiaan
Melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain
Bertindak penuh keberanian
Berkarya yang akan tetap dikenang sepanjang masa
sebagai kenangan yang baik lagi berkesan

Hanya sekali saja kita melewati hari ini
Dan hari esok adalah hari yang berbeda
Hari yang belum tentu kita menemuinya

Tengoklah ke belakang
Seolah-olah tidak pernah terjadi
Semuanya telah berlalu
Tiada kesan apa yang kau tinggalkan

Pikirkanlah! saat ini kita menyadari
Hari yang lalu seolah-olah tak pernah terjadi
Tidak ada apa-apa
Hanya potongan-potongan waktu yang telah berlalu

Dan waktu terus berjalan lurus
Akan terus berjalan menuju titik terakhir
hingga Hari Pengadilan digelar

Dan mulailah waktu dari titik nol
Kehidupan yang sesungguhnya dan selamanya
Penentuan kedamaian atau kesengsaraan
Lalu apa yang hendak kau perbuat untuk hari ini? 


Rihan Musadik
Bumi Allah, Jum’at, 20 Jumadil Tsani 1436 H