Rabu, 26 Juni 2013

Landing Philosophy

Setelah terbang melayang-layang di ketinggian abstraksi yang begitu rumit dengan ketinggian bahasa yang sebenarnya hanya signifier belaka; melewati garis demarkasi, lalu menuju ke kedalaman metafisika, hingga passing over, dan mencoba alam pikir kebebasan. Sudah saatnya untuk turun perlahan dari wacana teoritis murni, lalu teori praktis, hingga benar-benar mencebur ke dalam ranah praksis yang mudah dipahami, beradaptasi dengan habitat setempat dengan segala adat istiadat dan kompleksitas kebudayaan yang ada. Dan akhirnya, Ludwig Wittgenstein menghubungiku untuk segera menggunakan pisau analisisnya yang saya kira cukup praktis, ia bilang, "Filsafat Bahasa". Kabar baiknya, saya siap menggunakan tanpa rasa malu sedikitpun, dan bukan berarti kehilangan intelektualitas yang ternyata hanyalah dorongan eksistensi saja, karena ini menyangkut sesuatu yang "tinggi": kebijksanaan. 


Status FB

Kehampaan

Dari sudut pandang kita, serba salah. Apakah kekosongan itu pertanda ketinggian. "Kosong adalah isi, isi adalah kosong". Sebuah kebingungan yang bercampur dengan kegelisahan, prasangka pribadi yang amat relatif dan belum tentu benar, meski bisa ditebak kelanjutannya, apakah sebuah madness yang jenius? Atau hanya sebuah dorongan eksistensial karena segelintir orang. Dan status ini berkaitan dengan itu. Lagi-lagi Derrida berbisik, "Dekonstruksi!", dan Foucault merenung, Madness and Civilization, ajaran Tao berkata, "Mereka yang mengetahui tidak akan bicara, sedangkan mereka yang bicara itu sebenarnya tidak mengetahui", dan aku berpikir, "Kebingungan dan Misteri".


Status FB

Kamis, 13 Juni 2013

Cahaya dalam Gelap

Di lorong gelap
Begitu panjang
Bagai tak berkesudahan
Aku mencari-cari secercah cahaya
Meski hanya kerdip lilin
yang suatu saat akan mati

Tak kutemukan
Begitu gelap
Aku gelisah
Aku takut
Aku gugup

Apa yang harus kuperbuat
Berharap pada siapa
Kusandarkan semua pada siapa

Pada Tuhan?
Yang setiap hari kusembah
Kusebut nama-Nya
lalu aku menunggu keajaiban
yang didatangkan pada orang-orang suci
ribuan tahun lampau?

Apa masih ada oh Tuhan…
Di zamanku yang penuh kegilaan ini
Seolah dosa-dosa
Hanyalah kumpulan hal biasa
Atau mereka tak tahu
Mana dosa mana mulia

Wahai sang pemilik cahaya
Beri aku setitik cahaya-Mu
Meski aku hidup di negeri gila
Penuh dosa


Rihan Musadik
Samirono, 12 Juni 2013

Ucapan Someone: Virus atau Zat Gizi?

Beberapa ucapan dari orang-orang di sekitar kita, terkadang justru merusak tatanan kehidupan kita yang sudah tertata rapi, bagaikan virus komputer yang merusak sebuah sistem, juga seperti virus yang melemahkan diri kita. Kendati demikian, kita juga harus mengakui bahwa sebuah ucapan juga bisa menjadi motivasi dan inspirasi bagi kehidupan kita, bagaikan zat gizi yang amat diperlukan oleh tubuh yang berfungsi untuk membangun dan mengatur jaringan tubuh. Oleh karena itu, kita perlu berhati-hati dengan virus-virus yang merusak, yang terkadang datang dari orang-orang di sekitar kita, dan harus pandai-pandai mengonsumsi zat gizi yang penting bagi diri kita. 


Status FB