Minggu, 30 Maret 2014

Dua Insan

Langit di atasku
berselimutkan mega merah

Gunung di hadapanku
terdiam tegak menatap

Rintik hujan meneteskan
butiran air yang melembutkan

Pepohonan di sekelilingku
menari-nari tapi menangis

Berduka cita atas dalamnya pemberian
satu kehidupan yang didasari kasih sayang
cinta yang tulus dan keikhlasan tanpa pamrih

Mereka, seluruh alam itu
Ikut menyambut dengan rasa kagum
karena dalamnya cinta
Dua orang yang saling mencintai


Rihan Musadik
Yogyakarta, 30 Maret 2014

Rabu, 26 Maret 2014

Dunia Imaji

Merintik lembut
Perlahan masuk dalam duniaku

Bunga-bunga yang harum
yang warnai hari-hariku
Semerbakmu tak akan kulupakan

Duniaku kini
tak lepas dari masa laluku
bersama paras-paras bunga tersembunyi

Kenangan manis itu
Tetap bersemayam dalam imajiku

Aku bangkitkan lagi
hingga yang mustahil pun menjadi mungkin

Ini kreasi fantasiku
Sampai sebatas apa imajinasiku memperlakukanmu
tetaplah hati yang lembut ini menolak
karena hatinya bukanlah belahan hatiku

Dunia nyata bagiku
Sama sekali berbeda dengan dunia imaji
yang aku bisa mendapat apapun yang kumau

Dunia nyata bagiku
penuh teka-teki misteri
yang hal sepele pun tak tahu

Dalam dunia imaji tak ada teka-teki
Aku mengada sepenuhnya sampai batas imajinasiku

Akan kubawa imajinasiku ke dunia nyata
Mustahil, dunia itu sungguh berbeda sama sekali

Ada berapa dunia
Duniaku di sini

Dimana aku berada sesungguhnya?


Rihan Musadik
Yogyakarta, 26 Maret 2014

Rabu, 19 Maret 2014

Aku Seorang Eksistensialis?

Aku memilih yang aku pilih
Aku meyakini apa yang aku yakini

Kalau itu bisa membuatku tenang
Aku tak perlu lagi mendengar pendapatmu
Aku meyakininya sebagai sebuah kebenaran
Meskipun kau anggap aku keliru
dan kebenaran berada di pihakmu

Apa pedulimu?
Jika aku merasa tenang dengan keyakinanku
Damai dengan pilihanku
Haruskah aku pedulikan pilihan orang lain meski itu suara mayoritas
Bahkan andaipun aku seorang diri dan semua orang menganggapku salah
Silahkan saja

Aku merasa yakin dengan pilihanku 
Daripada aku hidup sengsara dalam kemunafikan
Membohongi diriku sendiri karena mengikuti suara mayoritas
yang aku anggap bertentangan dengan suara hatiku
Lebih baik aku yakin dengan diriku sendiri
dan merasa tenang dengan keyakinanku

Biarlah orang anggap aku apa
Aku tetap pada pendirianku


Rihan Musadik
Yogyakarta, 20 Maret 2014

Selasa, 18 Maret 2014

Jarak dan Waktu

Hatiku menjerit
aaaaaaaaa....... aaaaaaaa...... aaaaaa......
haaaaaaaaaaaaaaaaaah......
hah... hah... hah....
heh heh heh...

Kutarik nafasku
Lega
huh... huft....
Kutarik nafasku lagi
ini lebih lapang dadaku

Hendak kuteriak lebih keras lagi
Tapi apa makna?
Tiada yang mendengar teriakanku
selain rumput-rumput yang tulus mendengar curahan jiwaku

Apa dayaku?
Berteriak pun
ia tak akan mendengar
Jarak dan waktu menjadi penghalang
Kapan bertemu?
Sampai kapan kesedihan ini?

Hendak ku berteriak
teriakan ombak lebih dulu memekik
seolah mewakili teriakanku ini

Mungkin hanya alam yang paham gejolak jiwaku
tapi apa dayamu juga
Jarak dan waktu tetaplah berkuasa


R. Musadik
Maret 2014

Kamis, 13 Maret 2014

Ijinkan Aku Mati

Aku panggil engkau cintaku
Dengarkan isi hatiku
Sekali lagi dengarkan
kejujuran hati yang terlanjur sekarat ini

Bila memang tak mungkin bersatu
Beri aku ijin untuk tetap memandangmu
meski dari kejauhan yang tak kau sadari

Biar hati yang sekarat ini bertambah menderita
karena pupusnya cinta

Biarkan hati yang sekarat ini mati
mati selamanya dengan sisa-sisa cinta yang menyiksa

Biarkan hati yang sekarat ini mati
mati menemui ajalnya
mati menemui cinta yang sejati
mati menemui cinta yang abadi

Bukan cinta palsu yang hanya setitik
tetapi samudra cinta yang sesungguhnya
menyatu dengan cinta dari Keabadian Cinta


Rihan Musadik
Yogya, 13 Maret 2014

Selasa, 11 Maret 2014

Cinta di Persimpangan Jalan

Seorang pria tambun
Berjalan lurus tanpa menoleh kiri kanan
Lugu ia berjalan
menunduk kepala dan mata sayu
Sampailah ia di persimpangan
bukan sembarang persimpangan

Seorang pria yang terombang-ambing oleh cinta
Mulai tentukan pilihan
Pilihan yang kan mengubah hidupnya

Ada banyak jalan cinta di depannya
Ia tak tentu arah
hanya terdiam membisu
masih terdiam lama berpikir
Sungguh bimbang tentukan arah cintanya
begitu lama ia menimbang
hingga jalan-jalan cinta itu hilang di hadapannya

Ia menunduk haru menyesal sangat
tak berani melangkah
hingga jalan cinta itu menutup pintu selamanya
Kini ia berteman tangis dan luka
tapi ia menjadi paham
Apa itu arti cinta yang sesungguhnya


Yogyakarta, Maret 2014

Cinta dan Luka

Jika kamu tanya terbang
maka terbang itu sesuatu yang ada
Jika kamu tanya luka
maka luka itu awal sebelum kamu senang
Cinta itu bisa terbang kemanapun
dan luka itu bisa menghampiri siapapun

Jika saat ini aku cinta padamu
boleh jadi cinta ini akan terbang ke lain hati
Jika saat ini tak ada luka
mungkin esok kau akan merasakan luka karena cinta

Saat ini cinta dan hanya cinta
tapi siapa yang tahu esok hari
cinta bisa menjadi luka
tapi luka pun bisa menjadi cinta
Siapa yang tahu esok hari

Cinta dan luka
Semuanya bisa terbang kemanapun
Bisa saling berganti
Tanpa kita duga


Rihan Musadik
Yogyakarta, 11 Maret 2014