Oleh: Rihan Musadik
Akhir-akhir ini marak diberitakan tentang rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Mendengar berita tersebut, masyarakat menjadi resah gelisah, karena mereka merasa terbebani dengan biaya penghasilan hidup mereka yang tergolong masih pas-pasan. Reaksi pun berdatangan dari berbagai pihak, ada yang pro, tetapi lebih banyak yang kontra. Salah satunya adalah aksi demonstrasi mahasiswa dari berbagai universitas, baik negeri maupun swasta. Dalam hal ini, aksi demonstrasi yang merupakan manifestasi dari demokrasi dilakukan oleh beberapa mahasiswa untuk menolak harga BBM karena dianggap menyusahkan rakyat. Namun sayangnya, perilaku demonstrasi yang muncul di berbagai media massa seringkali berlangsung anarki, bahkan tidak jarang bentrok dengan aparat. Hal inilah yang membuat nilai-nilai demokrasi menjadi tercoreng. Seakan-akan demokrasi itu akrab dengan anarkisme, kerusuhan, vandalisme, dan sebagainya.
Yogyakarta, 28 Mei 2012
Akhir-akhir ini marak diberitakan tentang rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Mendengar berita tersebut, masyarakat menjadi resah gelisah, karena mereka merasa terbebani dengan biaya penghasilan hidup mereka yang tergolong masih pas-pasan. Reaksi pun berdatangan dari berbagai pihak, ada yang pro, tetapi lebih banyak yang kontra. Salah satunya adalah aksi demonstrasi mahasiswa dari berbagai universitas, baik negeri maupun swasta. Dalam hal ini, aksi demonstrasi yang merupakan manifestasi dari demokrasi dilakukan oleh beberapa mahasiswa untuk menolak harga BBM karena dianggap menyusahkan rakyat. Namun sayangnya, perilaku demonstrasi yang muncul di berbagai media massa seringkali berlangsung anarki, bahkan tidak jarang bentrok dengan aparat. Hal inilah yang membuat nilai-nilai demokrasi menjadi tercoreng. Seakan-akan demokrasi itu akrab dengan anarkisme, kerusuhan, vandalisme, dan sebagainya.
Yogyakarta, 28 Mei 2012