Rabu, 26 Juni 2013

Landing Philosophy

Setelah terbang melayang-layang di ketinggian abstraksi yang begitu rumit dengan ketinggian bahasa yang sebenarnya hanya signifier belaka; melewati garis demarkasi, lalu menuju ke kedalaman metafisika, hingga passing over, dan mencoba alam pikir kebebasan. Sudah saatnya untuk turun perlahan dari wacana teoritis murni, lalu teori praktis, hingga benar-benar mencebur ke dalam ranah praksis yang mudah dipahami, beradaptasi dengan habitat setempat dengan segala adat istiadat dan kompleksitas kebudayaan yang ada. Dan akhirnya, Ludwig Wittgenstein menghubungiku untuk segera menggunakan pisau analisisnya yang saya kira cukup praktis, ia bilang, "Filsafat Bahasa". Kabar baiknya, saya siap menggunakan tanpa rasa malu sedikitpun, dan bukan berarti kehilangan intelektualitas yang ternyata hanyalah dorongan eksistensi saja, karena ini menyangkut sesuatu yang "tinggi": kebijksanaan. 


Status FB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar