Lulus dari SMA, tepatnya aku sekolah di
SMK YPT PURBALINGGA 2, sempat berhenti selama satu tahun, hingga akhirnya aku
kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), di Fakultas Ilmu Keolahragaan
(FIK), program studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga (PKO), dan lagi-lagi cabang
kepelatihanku taekwondo. Di Yogyakarta aku terus belajar, mencari, berusaha,
dan berdoa untuk menjadi orang sukses, walaupun aku tak tahu, Tuhan punya
rencana apa buatku. Tapi, yang jelas aku sudah punya ancang-ancang untuk
menjadi guru olahraga dan pelatih taekwondo sesuai bidang kuliahku. Alih-alih
keinginan untuk menjadi guru olahraga, ternyata saya juga ingin sekali menjadi
di atasnya guru, apa itu? Yaitu dosen. Kalau Allah ta'ala berkenan dan menghendaki itu,
semua pasti dapat tercapai.
Ada beberapa lagi keinginan atau harapan—mungkin akan menjadi bersemangat jika disebut impian atau cita-cita—yang ingin saya capai, yaitu menjadi seorang penulis brilian, sukses, dan terkenal—salah satunya menulis buku best seller—entah itu karya sastra, karya ilmiah, motivasi, ataupun penulis artikel populer. Saya juga punya impian untuk menjadi orang kaya raya dan salah satu caranya ialah menjadi pengusaha sukses. Untuk itu saya terus berdoa kepada Tuhan agar dikabulkan keinginanku, sembari aku mencoba untuk berusaha, belajar, tumbuh, dan berkembang untuk menggapai cita-citaku.
Ada beberapa lagi keinginan atau harapan—mungkin akan menjadi bersemangat jika disebut impian atau cita-cita—yang ingin saya capai, yaitu menjadi seorang penulis brilian, sukses, dan terkenal—salah satunya menulis buku best seller—entah itu karya sastra, karya ilmiah, motivasi, ataupun penulis artikel populer. Saya juga punya impian untuk menjadi orang kaya raya dan salah satu caranya ialah menjadi pengusaha sukses. Untuk itu saya terus berdoa kepada Tuhan agar dikabulkan keinginanku, sembari aku mencoba untuk berusaha, belajar, tumbuh, dan berkembang untuk menggapai cita-citaku.
Keinginan manusia memang akan terus bertambah, dan tak akan ada puasnya hingga kematian menjemput. Tapi, tidaklah mengapa. Karena mimpi dan harapan adalah pertanda kita hidup di dunia ini, tanpa mimpi dan harapan, manusia itu mati walaupun ia hidup. Selain itu saya juga punya keinginan untuk menjadi wartawan atau jurnalis, dan ini merupakan keinginan saya semasa menjadi mahasiswa. Saya akan terus berusaha, mencoba untuk menggapai mimpi-mimpi saya. Tak lupa juga saya tuliskan di sini, saya ingin sekali membahagiakan ayah dan ibu tercinta yang selama ini telah membesarkanku, membimbingku, dan mendidikku dengan penuh cinta dan kasih sayang yang tulus, yaitu dengan memberangkatkan haji keduanya, amiin. Dan aku juga ingin membahagiakan dan membantu keluarga-keluargaku yang mungkin dalam keadaan sulit dan membutuhkan bantuan.
Kemudian yang juga tidak aku
lupakan, aku berharap untuk dapat segera menikah setelah aku lulus kuliah,
meskipun mungkin saat itu belum mendapat pekerjaan. Aku sangat mengharapkan
bisa mendapat jodoh seorang wanita yang shalehah, yang cantik, yang baik hati, yang dapat
membahagiakan hati, dan menentramkan jiwa, yang dapat mengingatkanku jika aku
salah dan lupa, yang mencintaiku dan akupun mencintainya serta dapat
mengantarkanku pada keridhaan Allah. Dan aku memohon pada-Mu Ya Allah, agar
aku dapat menikah di usiaku yang ke-23, meskipun aku masih kuliah. Aku sangat
yakin dan selalu yakin dengan kuasa-Mu, karunia-Mu, dan kebesaran-Mu. Jadi,
keinginan menikah, mendapatkan pasangan hidup setelah aku lulus kuliah aku
urungkan, karena aku ingin sekali mendapat pasangan hidup di usiaku yang masih
muda, yaitu umur 23 tahun. Jika Allah berkenan dan menghendaki, semua itu pasti
akan terkabul, walaupun kita tak tahu proses dan jalannya, karena itu semua
adalah urusan Allah Al-Hayyu Al-Qoyyum.
Singkatnya, rencana Allah adalah yang terbaik bagi kita. Kita tinggal berusaha
dan berdoa, dan hanya Allah sajalah yang menentukan. Perlu saya ingatkan
terutama pada diri saya sendiri, bahwa keinginan-keinginan kita itu, tidak lain
dan tidak bukan—kalau bisa—mengantarkan kita kepada kedekatan pada Allah.
Sedikit saya ceritakan tentang
diriku. Saya juga kesulitan untuk mendeskripsikan diri saya secara utuh. Aku
ini orangnya—mungkin—terkadang membingungkan dan sulit ditebak. Ada satu
kalimat yang membuatku tertarik untuk mengenal dan memperjelas siapa diriku
sesungguhnya. Karena Rasulullah pernah bersabda dalam sebuah hadits untuk
“mengenal legenda diri kita”, barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia akan
mengenal Tuhannya. Dan ternyata, kalimat ini juga telah disebutkan ribuan tahun
sebelum Rasul, yaitu oleh salah satu filsuf favorit saya, Socrates, dengan
kata-kata bijaknya yang terkenal “kenali dirimu”. Kata-kata ini terpajang di
kampusku yang setiap saat bisa aku lihat. Ternyata ada banyak misteri dalam
kehidupan ini termasuk dalam diri kita masing-masing, dan itu merupakan salah
satu kuasa Allah subhanahu wa ta'ala.
Aku orangnya suka belajar, belajar
apa saja yang menurutku menyenangkan dan bermanfaat. Aku sebenarnya tidak
pendiam, tapi juga tidak banyak bicara. Pergaulan sangat menentukan diri
pribadi kita, sehingga ikut membentuk diri kita hingga seperti ini. Ternyata
aku juga orangnya suka humor, periang, suka tersenyum dan berpikir positif,
namun juga terkadang aku seorang pemalu, penakut, dan kadang juga salah tingkah,
juga agak kesulitan menjalin keakraban dengan orang-orang, bahkan mungkin
kurang begitu sosial ‘srawung’ dengan orang sekitar.
Tapi untungnya, sudah saya katakan
sebelumnya, aku ini seorang pembelajar. Hingga saat ini pun aku terus berusaha
untuk membuang sifat-sifatku yang negatif. Dan ternyata membuahkan hasil. Aku
terus berusaha untuk tumbuh dan berkembang menjadi seorang “insan kamil”. Dan
sekarang mudah untuk bersosialisasi dengan orang-orang. Apalagi agama Islam memerintahkan
kita untuk saling peduli dan menyayangi. Aku juga suka tersenyum, karena dengan
senyuman, dunia ini menjadi lebih indah, dan pertanda kebahagiaan hati kita
memancar, juga merupakan wujud syukur kita kepada Allah. Dengan tersenyum, kita
memancarkan energi positif ke alam semesta, maka dengan kuasa Allah, alam
semesta pun akan memberikan feedback
berupa energi positif dan hal-hal positif yang lebih besar kepada kita.
Ada satu hal menarik yang perlu saya
ceritakan, ini berkaitan pada saat saya menonton acara Indonesian Idol. Rasanya indah sekali, bisa memiliki dan
melakukan pekerjaan yang kita senangi, bahkan bisa menjadi hiburan kita dan menghasilkan uang melimpah darinya. Alangkah indahnya penyanyi-penyanyi itu, bekerja dengan
alunan musik, lagu, dan nyanyian yang memang menjadi kesenangannya. Hingga aku pun
sadar, pekerjaan yang tidak membosankan adalah pekerjaan yang sesuai dengan
kesenangan kita, yang kita merasa bahagia dan merasa senang pada saat melakukan
pekerjaan tersebut. Oh indahnya, jikalau kita selalu bersyukur atas apa yang
kita miliki dan kita alami di dunia ini.
Saya sangat menyadari bahwa nikmat
yang telah dikaruniakan Allah kepadaku amatlah besar. Karena itulah aku akan
selalu berusaha untuk bersyukur kepada-Nya setiap saat, baik dalam bentuk tindakan
maupun ucapan. Mungkin di tulisan ini, saya merasa ingin menuliskan dan mengungkapkan
potensi-potensi diri saya, sejauh yang saya kenali dari “legenda diri” saya.
Seperti sudah saya tuliskan sebelumnya, bahwa aku orangnya sangat suka sekali
belajar hal-hal yang bermanfaat, yang dapat menjadikan hidupku lebih baik.
Setelah saya pikir-pikir panjang, jelas ini merupakan petunjuk dan karunia
Allah, sehingga aku bisa mempelajari, mengetahui, dan memahami berbagi hal
tentang hidup ini. Termasuk belajar agama Islam yang selalu aku minati, walaupun
tidak begitu mendalam. Aku juga belajar tentang motivasi hidup, cara hidup yang
baik, berpikir positif, dan masih banyak hal lagi yang telah saya pelajari dan
saya rasakan manfaatnnya dalam hidup.
Beruntung sekali aku menjadi orang
yang gemar membaca buku, bahkan aku sempat dianggap keluargaku sebagai “kutu
buku”. Dari buku kita mengetahui banyak hal, dari buku pula kita membuka
jendela dunia, dari membaca pula kemampuan intelektualku terus berkembang, dan
aku pun belajar untuk melepaskan kekakuan lidahku dalam berbicara. Aku mulai
mencoba untuk berbicara dengan lancar di depan banyak orang. Dan aku juga terus
berusaha untuk lancar dalam menulis, hingga impianku tercapai menjadi penulis
terkenal, penulis brilian, penulis produktif, penulis
buku best seller, dan penulis profesional. Amiin.
Semua itu saya anggap sebagai sebuah
potensi diri saya, hal itu merupakan bekal saya untuk meraih impian-impian saya
menjadi kenyataan, di samping saya juga seorang yang ulet, rajin, pantang
menyerah, semangat baja, tegas, disiplin, tanggungjawab, dan segudang lagi
sikap-sikap positif yang akan terus saya kembangkan. Namun ada tapinya,
ternyata saya orangnya juga banyak pertimbangan dalam bersikap dan mengambil
suatu keputusan. Saya selalu mengambil keputusan dengan segala pertimbangan yang
matang, terkadang juga kurang tegas dalam bersikap, kadang juga malas dan banyak alasan. Dan ada lagi
hal-hal negatif yang ada pada diri saya. Oleh karena itu, saya akan berusaha
untuk menghilangkan atau mengurangi sikap-sikap negatif yang ada pada diri saya
saat ini.
Ada satu lagi yang ingin saya
tuliskan di sini. Saya dilahirkan dalam keluarga dan lingkungan yang taat
beragama, karena itu saya banyak memperoleh pendidikan agama—meskipun tidak
begitu dalam—sebagai bekal paling penting dalam hidup, karena itu pula saya
akan berusaha untuk terus mendekatkan diri kepada Allah ta'ala. Dan ini merupakan
impian terbesarku, yaitu hidup dalam kebahagiaan, kedamaian, dan keridhaan
Allah. Dan kedekatanku pada Allah merupakan potensi dan modal terbesar
dalam menjalani hidup dan dalam meraih imipian-impianku. Dan sekali lagi, ini
merupakan sesuatu yang sangat saya syukuri. Alhamdulillah.
Sejauh ini saya memiliki beberapa
kompetensi yang diperlukan untuk mencapai mimpi-mimpi saya, termasuk bidang
keahlian yang saya miliki saat ini. Hingga saat ini, saya kuliah di UNY di
Fakultas Ilmu Keolahragaan, jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga. Saya
yakin bahwa saya memiliki kemampuan untuk mendidik, mengajar, dan menjadi
seorang guru atau dosen. Saya juga punya kompetensi keahlian untuk menjadi
seorang pelatih, khususnya taekwondo. Di samping itu, saya juga merasa
berkemampuan untuk menjadi seorang pemimpin, entah itu menjadi pemimpin perusahaan,
kepala sekolah, owner suatu bidang
usaha, manajer sebuah perusahaan, pelatih sebuah klub olahraga, pemilik klub
olahraga dll. Saya juga piawai dalam menulis dan berbicara, dan akan terus saya
asah dan kembangkan. Saya juga senang berolahraga sesuai dengan bidangku. Artinya, saya
punya—alhamdulillah—tubuh yang sehat dan bugar, wajahku juga saya
anggap—lumayan—tampan. Saya punya banyak teman dan akan terus berusaha
memperbanyak lagi teman, serta mengembangkan jaringan sosial atau koneksi. Saya
juga orang yang baik, rajin beribadah, dan suka mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Untuk rencana pengembangan kapasitas
diri. Saya akan terus belajar, berusaha untuk tumbuh dan berkembang menjadi apa
yang saya inginkan. Ketika saya bermimpi menjadi seorang penulis, saya akan terus
berusaha mengasah keterampilan menulis saya. Dengan cara minimal menulis satu
paragraf setiap hari, atau satu jam setiap hari, atau bahkan—mungkin saja—satu artikel
setiap hari. Dan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan untuk menjadi
seorang penulis sukses.
Aku juga teringat untuk menjadi
seorang wartawan atau jurnalis, diperlukan kemampuan untuk mengambil gambar
dengan baik. Saya terinspirasi dari pamanku—aku biasa memanggilnya om—yang pada
saat acara pembukaan pameran susu (sosialisasi pentingnya susu), bertepatan
dengan Hari Susu Nusantara, aku ikut bersama pamanku. Pamanku benar-benar
seperti seorang wartawan, baik itu penampilannya maupun caranya dalam mengambil
gambar (baca: foto) pada waktu itu—aku mengira pamanku itu citizen journalism, karena ia banyak tahu tentang jurnalistik. Dari
pamanku juga aku mulai mengenal teknik peliputan atau pencarian berita, dan
dari pamanku juga aku termotivasi untuk menjadi “kuli tinta”, walaupun ia
sendiri bukan seorang wartawan, tetapi bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil
(PNS) di Dinas Pertanian dan Kehutanan, yang saat itu memang sedang bertugas di
Yogyakarta terkait dengan sosialisasi susu.
Juga pada saat saya berkeinginan
untuk menjadi pengusaha sukses, bisa menghajikan kedua orangtua, menjadi kaya raya,
memiliki istri yang shalehah, anak yang shaleh dan shalehah, serta hidup dalam
kebahagiaan, kedamaian, ketentraman dan keridhaan Allah. Saya akan terus
berdoa, mendekatkan diri kepada Allah, sembari terus berusaha, belajar,
mencoba, dan berkarya untuk meraih mimpi-mimpiku.
Ketika saya ingin menjadi seorang
pengusaha. Saya baca buku-buku motivasi, teknik, dan cara berwirausaha serta
mencoba untuk membuka suatu bidang usaha. Ketika saya ingin menjadi seorang
guru atau dosen. Saya akan kuliah sebaik mungkin, bahkan—mungkin
saja—melanjutkan S-2 kalau perlu. Ketika saya ingin menjadi seorang pelatih
profesional dan memiliki klub olahraga, saya terus belajar, mengembangkan ilmu
kepelatihan di bangku perkuliahan dan mempelajari manajemen, cara membuka suatu
klub, cara menjadi owner, cara
menjadi manajer, dan cara berorganisasi yang baik. Untuk itu saya perlu belajar
berorganisasi, tapi nyatanya kegiatan organisasiku kurang aktif. Mungkin aku
malas, karena tidak memiliki kendaraan bermotor, atau mungkin organisasi aku
anggap sebagai hal yang kurang penting, karena ada hal yang lebih penting aku
kerjakan daripada berorganisasi. Tapi, tidak seharusnya aku meremehkan
organisasi, karena betapapun organisasi juga merupakan tempat kita belajar
banyak hal.
Semoga Allah mengaruniakan kepadaku
kemampuan untuk berorganisasi, memimpin, mengatur, dan mengelola sebuah klub,
organisasi, atau bidang usaha (bisnis). Semoga Allah 'azza wa jalla juga mengaruniakanku
kemudahan untuk bersosialisasi, bergaul, dan menjalin keakraban dengan semua
orang. Aku juga suka mengikuti seminar-seminar, training, dan diskusi ilmiah.
Semua itu juga merupakan lahan aku untuk belajar, tumbuh, dan berkembang dalam
mewujudkan mimpi-mimpiku, yang semoga menjadi kenyataan.
Apa yang sudah saya tuliskan di sini
dari awal hingga akhir penulisan, juga merupakan bahan belajar, sekaligus
mencoba untuk mengasah keterampilan saya dalam menulis. Mungkin tulisan-tulisan
ini terkesan “berantakan”, membingungkan, bolak-balik, banyak diulang-ulang,
atau apa sajalah namanya, yang jelas masih banyak kekurangan dalam tulisan ini.
Tetapi, sangat saya sadari bahwa ini merupakan awal mula saya dalam menulis
dengan karakter yang cukup panjang dan banyak, jarang sekali aku menulis hingga
sebanyak ini, walaupun—barangkali—kalimat-kalimatnya, pemilihan kata/diksi
masih kurang tepat atau “berantakan”. Semoga saja di hari-hari berikutnya aku
dapat menulis lagi, hal-hal yang lebih bermanfaat, lebih berguna, dan lebih
panjang dari tulisan ini, dengan kalimat-kalimat atau kata-kata yang lebih baik
dari tuilsan saya ini.
Ada lagi yang ingin saya ceritakan
tentang keinginan saya yang sangat kuat, yaitu berhenti dari “maksiat” selama
setahun. Karena “maksiat” merupakan hal yang dicela bahkan dilarang oleh agama.
Dan saya juga meyakini berdasarkan kitab suci Al-Qur’an yang saya lupa
suratnya, bahwa jikalau kita mampu menahan syahwat kita yang tidak seharusnya
dilakukan, maka Allah pasti akan mempercepat jodoh kita. Semoga Allah
menolongku, memberi kekuatan serta kemampuan untuk berhenti dari “maksiat”,
menundukkan pandangan, menjaga kemaluan, menjauhi hal-hal yang buruk, dan juga
menjauhi perbuatan dosa. Amiin.
Saya sangat yakin dan selalu yakin
akan kebesaran dan kemahasempurnaan Allah. Seperti yang sudah saya singgung
sebelumnya bahwa tugas kita adalah berusaha dan berdoa, sedangkan hasilnya
hanya Allah saja yang menentukan. Allah lebih tahu apa yang terbaik bagi kita.
“Allah lebih mengerti apa yang kita butuhkan daripada apa yang kita inginkan”,
kata ustadz Bachtiar Nasir, Lc., MM dalam ceramahnya di masjid Al-Mujahidin UNY
belum lama ini. Segala sesuatu di dunia ini masih belum pasti dan penuh dengan
kemungkinan-kemungkinan yang kita semua tidak tahu ending-nya. Boleh jadi kita berhasil mencapai impian-impian kita
dan boleh jadi pula kita tidak berhasil mencapai impian-impian kita. Boleh jadi
kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah ta'ala mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui (QS. Al-Baqarah: 216). Yang jelas rencana Allah jauh lebih
baik dari rencana kita.
Dan perlu saya sampaikan kembali
bahwa yang terpenting ialah, sejauh mana impian-impian kita mampu mendekatkan diri
kita kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Karena menurut saya adalah hal yang sia-sia manakala
kita meraih sukses dan mencapai impian-impian kita, tetapi justru semakin
menjauh dari Allah. Na’udzubillahi min
dzalik. Jangan sampai itu terjadi pada diri kita.
Yakinlah bahwa tidak ada yang tidak
mungkin bagi Allah, jika Allah berkenan dan menghendaki, segala impian kita
pasti terwujud. Saya jadi teringat suatu ayat dalam Al-Qur’an yang mengatakan
bahwa Allah itu memiliki karunia yang besar. Sesungguhnya
karunia itu di tangan Allah, dan Allah memberikan karunia tanpa batas bagi
orang-orang yang dikehendaki-Nya, maka mohonlah karunia Allah yang besar itu.
Selalulah berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah, agar Allah memberikan
sebagian karunia-Nya kepada kita, dan juga agar Allah mewujudkan impian-impian
kita, dan yang terpenting dari semua itu, supaya Allah selalu meridhai kita,
mencintai kita, dan memberkahi kita. Amiin.
Selama hidupku hingga hari ini, aku
sangat bersyukur kepada Allah ‘azza wa jalla yang masih memberikan kepadaku
kehidupan, kesehatan, udara segar, merasakan cinta dan kasih sayang, merasakan
indahnya dunia, menolongku dari berbagai musibah, cobaan, ujian, kesulitan, dan
penderitaan dalam hidup. Aku juga amat bersyukur, Allah ta'ala masih memberikan
kesembuhan padaku dikala aku sakit, pertolongan dikala aku susah,
perlindungan dikala aku dalam bahaya. Dan masih banyak lagi nikmat-nikmat
Allah yang tak terhitung banyaknya, yang terkadang kita lupa untuk mensyukurinya.
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan
jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
(QS. An-Nahl: 18). Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan? Terima
kasih Ya Allah, atas kehidupan yang Engkau berikan hingga hari ini.
Rihan Musadik
Yogyakarta, 23 Juni 2012
Sabeum @Rihan Musadik, sip (Y) :-)
BalasHapusTulisan yang sangat mencerahkan dan inspiratif.....semoga tetap semangat dan tercapai segala impian-impian kamu.......SEMANGAT !!!
*Salam Taekwondo :-)
Amiin. Oke bem, makasih. Kayaknya udah mulai aktif taekwondo, lanjutkan sabem. Salam taekwondo.
HapusKak boleh tahu akun sosmed nya ?
BalasHapus