Sabtu, 16 Oktober 2010

Sebuah Kepercayaan Diri

Oleh: Rihan Musadik

Ini adalah salah satu tugas perkuliahan ISBD (Ilmu Sosial dan Budaya Dasar) yang sengaja saya posting di blog ini untuk berbagi cerita dan pengalaman. Menceritakan pengalaman saya dalam mengikuti kejuaraan Taekwondo, bagaimana saya menghadapi rasa takut, cemas, gelisah, dan khawatir. Bercerita dari sebuah kegagalan menuju kemenangan, dari sebuah ketakutan menjadi kepercayaan diri. Walaupun pengalaman yang saya tulis ini tidak begitu lengkap saya ceritakan hingga mendetail, tapi cukuplah untuk berbagi kisah tentang sebuah kepercayaan diri menuju kemenangan sejati.

Salah satu hal yang biasanya dihadapi seorang atlet adalah rasa takut, cemas, gugup atau biasa kita sebut nervous, baik itu sebelum atau menjelang pertandingan dimulai ataupun pada saat kita bertanding. Apalagi setelah kita tahu bahwa lawan yang akan kita hadapi adalah lawan yang cukup tangguh. Itulah yang biasa saya hadapi dan rasakan menjelang pertandingan Taekwondo, salah satu cabang olahraga yang saya tekuni.

Pada waktu itu saya masih duduk di bangku kelas 3 SMP dan untuk pertama kalinya saya mengikuti POPDA (Pekan Olahraga Pelajar Daerah) tingkat SMP. Setelah latihan berhari-hari, berminggu-minggu yang saya jalani, alhamdulillah saya lolos seleksi di tingkat Karesidenan dan melaju ke tingkat Provinsi. Usaha saya tidak sia-sia ternyata dengan tekun berlatih saya dapat masuk ke tingkat Provinsi.

Lalu tibalah saatnya kejuaraan di tingkat Provinsi yang diadakan di Semarang. Dengan rasa percaya diri dan keberanian hati, saya benar-benar telah siap untuk bertanding, walaupun ini untuk pertama kalinya saya mengikut kejuaraan Taekwondo di tingkat Provinsi. Meskipun demikian saya tetap yakin dan berusaha untuk menjadi juara yaitu dengan mendapatkan medali emas. Babak demi babak saya lewati, lawan demi lawan saya hadapi, rasa takut, cemas dan khawatir juga saya lalui.

Akhirnya, saya masuk ke babak final. Dan inilah saat yang di tunggu-tunggu. Waktu itu saya benar-benar yakin dan percaya diri bahwa saya akan memenangkan pertandingan ini. Tapi Tuhan berkata lain, mungkin karena saya terlalu meremehkan lawan, akhirnya saya kalah di babak final dan harus berlapang dada hanya dengan mendapat medali perak. Walaupun saya hanya menjadi runner up, saya tetap bangga dan senang. Karena ini untuk pertama kalinya saya mengikuti kejuaraan Taekwondo dan menghasilkan medali perak.

Setelah menginjak kelas satu SMA, saya berkesempatan untuk mengikuti KEJURNAS (Kejuaraan Nasional) di Solo. Pada waktu itu saya harus puas dengan medali perunggu. Saat itu saya memang jarang berlatih, tubuh saya kurang fit dan lawan yang saya hadapi adalah lawan yang pernah mengalahkan saya di kejuaraan sebelumnya. Saya benar-benar nervous dan belum begitu siap mengikuti Kejuaraan Nasional pada waktu itu. Apalagi saya tidak mematuhi kata-kata atau strategi yang diajarkan oleh pelatih, mungkin itulah sebabnya saya kalah dan harus puas hanya dengan medali perunggu.

Belajar dari pengalaman dan kekalahan mengikuti berbagai kejuaraan Taekwondo sebelumnya, saya sadar bahwa untuk menjadi seorang juara kita harus tekun berlatih dan harus mampu untuk mengendalikan rasa takut kita saat bertanding. Dan tentunya kita juga harus mengembangkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa kita bisa menang. Saya berhasrat bahwa di kejuaraan-kejuaraan selanjutnya saya akan mendapatkan medali emas alias juara satu. Lalu tibalah saatnya kejuaraan POPDA SMA, setelah saya memenangkan seleksi di tingkat Karesidenan, saya melaju ke tingkat Provinsi. Dengan latihan yang keras dan dengan belajar dari pengalaman atau kekalahan-kekalahan sebelumya. Saya benar-benar sudah siap untuk bertanding, kepercayaan diri saya semakin besar dan sudah mampu mengendalikan rasa takut ataupun gugup dengan lebih baik.

Akhirnya dengan kepercayaan diri, keyakinan, berusaha, dan berdoa. Saya berhasil menggondol medali emas di tingkat Provinsi. Ini adalah hal yang sangat membanggakan karena untuk pertama kalinya saya menjadi seorang juara. Kemudian pada pertandingan-pertandingan berikutnya saya ikuti dengan lebih bersemangat dan percaya diri. Seperti Piala PEMKAB Semarang, yaitu kejuaraan yang diadakan se-JATENG dan DIY, saya berhasil mendapatkan medali emas, lalu berikutnya adalah KEJURNAS di Denpasar Bali, ini adalah kejuaraan yang sangat membanggakan karena saya diberi kesempatan untuk mengikuti Kejuaraan Nasional di Pulau Dewata. Dan hasilnya alhamdulillah saya berhasil membawa medali emas. 

Ternyata bila kita tekun berlatih, dengan semangat juang yang tinggi, dan mau berusaha sungguh-sungguh serta belajar dari pengalaman atau kekalahan-kekalahan yang lalu, tak lupa kita berdoa kepada Tuhan, memohon doa restu kedua orang tua atau kerabat-kerabat kita, maka hal itu akan membuat kita lebih yakin dan percaya diri saat kita bertanding, yang akan mengantarkan kita menjadi seorang “Juara Sejati”. Amiin.

KAU ADALAH APA YANG KAU PIKIRKAN

KAU HANYA MAJU SEJAUH YANG KAU MAU

TIDAK PENTING BERAPA KALI ANDA GAGAL, YANG PENTING BERAPA KALI ANDA BANGKIT.

2 komentar:

  1. sip han..........
    semoga cerita kamu menjadi inspirasi banyak teman2 TKD.
    aku jadi bangga berteman dengan kamu.
    selamat ya jadi kebanggaan ortu dan teman2 taekwondo purbalingga.
    (tapi kenapa ya aku nggak bisa kaya kamu dalam hal taekwondo ???, bisa membanggakan teman2. kayaknya aku di taekwondo cuma jadi pelengkap saja ??? )

    BalasHapus
  2. Terima kasih bem, tapi menurutku bem dani telah bnyk memberikan kontribusi bagi kemajuan TKD PBG. Dan ini mrpkan amal kebaikan (BERMANFAAT BAGI MANUSIA LAIN) Prestasi bkn hnya di TKD, mngkin di bidang lain itulah ladang prestasi bagi masing2 orang.

    "KAU ADALAH APA YANG KAU PIKIRKAN"
    "KAU HANYA MAJU SEJAUH YANG KAU MAU"

    "TIDAK PENTING BERAPA KALI ANDA GAGAL, YANG PENTING BERAPA KALI ANDA BANGKIT".

    SALAM SEMANGAT BEM,...

    BalasHapus