Allah subhanahu wa
ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Mu’min/Ghafir ayat 7 - 9 yang terjemahannya kurang lebih adalah
sebagai berikut:
(Malaikat-malaikat)
yang memikul ‘arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji
Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang
yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau
meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan
kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan
peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala,
Ya Tuhan kami, dan
masukkanlah mereka ke dalam surga ‘adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka
dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri
mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana,
Dan peliharalah mereka
dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari
(pembalasan) kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan
rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar”.
Malaikat pemikul ‘arsy ada empat yang disebut malaikat
muqarrabun, yaitu malaikat yang didekatkan kepada Allah. Disebutkan dalam
hadits bahwa besarnya malaikat pemikul ‘arsy, jarak antara daun telinga sampai
pundaknya adalah 700 tahun perjalanan menggunakan buraq.
Besarnya ‘arsy Allah diterangkan pula dalam hadits, bahwa tujuh
lapis langit dan bumi jika dibandingkan dengan besarnya kursy Allah seperti
halnya cincin di tengah-tengah lapangan yang luas. Sedangkan kursy Allah jika
dibandingkan dengan besarnya ‘arsy Allah seperti sebuah cincin yang berada di
tengah-tengah lapangan yang luas.
Betapa besarnya makhluk ciptaan Allah, lalu bagaimana dengan
kebesaran dan kekuasaan Allah. Kata Nabi, “Tafakkaru
fi khalqillah wa laa tafakkaru fi dzatihi” (HR. Abu Nu’aim). Artinya, berpikirlah pada
ciptaan Allah, dan jangan berpikir tentang dzatnya Allah.
2. Tidur dalam
keadaan suci atau wudhu
Kanjeng Sayyidina Muhammad pernah bersabda, “Barangsiapa
yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya. Dia tidak akan
bangun hingga malaikat berdoa, “Ya
Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci” (HR.
Imam Ibnu Hibban).