Ya Allah…
Dekap aku dalam dekapan-Mu yang
menenteramkan jiwa
Peluk aku dalam pelukan-Mu yang
menenangkan hati
Rengkuh aku dengan rengkuhan-Mu yang
menyejukkan kalbu
Bawa aku terbang tinggi ke alam non
materi
yang tidak lagi terikat oleh ruang dan
waktu
Terbangkan aku ke alam suci
yang tidak lagi terikat dengan
materi-materi duniawi
yang terkadang menyiksaku
Dekatkan aku di sisi-Mu, Ya Allah…
Tiada lagi kesengsaraan dan
penderitaan jika berada dengan-Mu
Tunjukkan aku jalan-jalan menuju ke
tempat-Mu untuk hidup bersama-Mu
Jalan-jalan yang Engkau ridhoi di
dunia ini
Yang membuat nyaman diriku dan semua
orang yang bersamaku
Rihan Musadik
Kaliori, 23
November 2016
Minggu, 25 Desember 2016
Dengan Firman-Mu
Oh Tuhan…
Firman-Mu mengalir
deras ke dadaku
Menyejukkan hati yang
tengah gersang ini
Menghapuskan semua
kesedihanku
Firman-Mu yang yang
begitu lembut
Mengitari hidupku
dengan kehalusan-Mu
Semua makhluk
menyambutku, wahai Allahku
Tersenyum menghiburku
menjadi pelipur lara di hatiku
Mengobati
perasaan-perasaan rindu dan cinta
yang terkadang
membuat kita bersedih
Semua mata menatapku,
ya Allah
dengan tatapan yang
tak kupahami maknanya
Apalah dayaku yang
lemah ini
Yang berjalan dan
menghirup lembutnya udara dengan kasih-Mu
Yang menapaki dan
menaiki tangga hidup dengan anugerah-Mu
Tegakah Engkau
membiarkan aku seorang diri
Menghadapi hidup yang
Engkau anugerahkan ini
Sementara tiada
kekuatan seatompun melainkan dengan kekuatan-Mu
Jangan Kau tinggalkan
aku, wahai Allah
Meski sekejap mata
Rihan
Musadik
Kaliori,
1 Desember 2016
Hari-Hari Kematian
Jika suara burung adalah panggilan
kematianku
aku siap menyambutnya dengan sepenuh hati
Jika rintik hujan adalah tanda kesedihan karena kematianku
maka aku katakan, “Siapakah aku ini, mengapa harus ditangisi,
betapa engkau membuang waktu jika harus menangisi kepergianku,
dan siapa pula aku yang bukan apa-apamu”
Jika ini puisiku yang terakhir
kan kukatakan, “Betapa tidak pentingnya cinta darimu,
cukuplah Allah Yang Mencintaiku dan aku pun sangat mencintai-Nya”
Dan aku berpesan padamu, “Bukan cinta makhluk, bukan pula cinta dunia,
tapi cinta Allah yang terpenting di atas segalanya.
Rihan Musadik
Purbalingga, 18 Desember 2016
aku siap menyambutnya dengan sepenuh hati
Jika rintik hujan adalah tanda kesedihan karena kematianku
maka aku katakan, “Siapakah aku ini, mengapa harus ditangisi,
betapa engkau membuang waktu jika harus menangisi kepergianku,
dan siapa pula aku yang bukan apa-apamu”
Jika ini puisiku yang terakhir
kan kukatakan, “Betapa tidak pentingnya cinta darimu,
cukuplah Allah Yang Mencintaiku dan aku pun sangat mencintai-Nya”
Dan aku berpesan padamu, “Bukan cinta makhluk, bukan pula cinta dunia,
tapi cinta Allah yang terpenting di atas segalanya.
Rihan Musadik
Purbalingga, 18 Desember 2016
Resensi Buku "Rasulullah Is My Doctor"
Buku "Rasulullah Is My Doctor" edisi soft cover |
Judul buku : Rasulullah Is My Doctor
Penulis : Jerry D. Gray
Penerjemah : Tetraswari D.
Penyunting : Ivan Satria
Penerbit : Sinergi Publishing (Kelompok Gema Insani)
Cetakan : Ketiga belas (April 2013)
Tebal buku : 268 halaman
Buku Rasulullah Is My Doctor adalah buku yang
ditulis oleh Jerry D. Gray, seorang muallaf asal Jerman yang hijrah ke Amerika
Serikat. Berbekal pengalaman hidupnya di Amerika dan Arab Saudi, ditambah
pengetahuannya tentang thibbun nabawi,
Jerry yang seorang jurnalis ini mampu menuliskan dengan apik metode penyembuhan
ala Nabi.
Jerry yang
dibesarkan di sebuah perkampungan di Iowa, Amerika Serikat, hidup dari hasil
pertanian dan peternakan yang masih alami. Tidak menggunakan pupuk berbahan
kimia, tidak menyuntik ternak ayamnya dengan vaksin. Seluruh keluarganya juga jarang
sakit, bahkan menderita flu hanya sekali dalam setahun.
Suatu saat ia
dan keluarganya pindah ke kota, kemudian kehidupannya mulai berubah. Ia dan
keluarganya mulai meminum susu homogen yang dibeli di toko, mulai mengonsumsi
daging dalam kaleng, sayuran yang dikemas dalam kaleng, makanan cepat saji, soft drink, junk food, makanan yang mengandung MSG, dan sebagainya.
Akibatnya, lambat
laun ia dan keluarganya sering mengeluhkan sakit, mulai dari sakit kepala,
migrain, dan influenza. Bahkan, Jerry sempat dirawat di Rumah Sakit karena
migrain. Sakit flu yang tadinya hanya setahun sekali ia alami, kini ia justru menderita
flu setiap dua atau tiga bulan sekali.
Jerry memeluk Islam
di Arab Saudi pada usia 24 tahun, dan ia pun mulai berkenalan dengan pengobatan
ala Nabi. Ia juga mulai berhenti mengonsumsi makanan yang mengandung MSG
(Monosodium Glutamat) dan makanan-makanan berbahan kimia yang tidak sehat.
Hingga akhirnya, migrain yang ia alami hampir seluruhnya hilang. Kemudian ia
mendalami thibbun nabawi dan coba mempraktekkannya
pada diri sendiri, dan ia terkejut karena secara keseluruhan kondisi umum
kesehatannya meningkat dengan cepat.
Langganan:
Postingan (Atom)