Jumat, 13 Februari 2015

Terpenjara

Seperti burung yang dikurung
Tersedia makan tinggal melahap
Tanpa kasab dan sebab
Tiada peluh keringat
Tersaji dari majikan
Dan hanya memakan

Terkurung badanmu
Terbelenggu sayapmu
Hanya melompat-lompat di dahan
Pijakan sempit dalam sekotak belenggu

Tak bersapa dengan sanak saudara
Apalagi keluarga nun jauh di sana
Hanya bersautan suara
Di antara para senasib yang sama

Hanya menunggu dan menunggu
Tunggu sajian datang
Lalu melompat dan istirahat
Di tempat yang amat rapat

Dan jiwanya menunggu kematian ataukah kebebasan
Lepas dari sebidang kotak belenggu
Dan terbang setinggi yang kau mau

Tapi hanya menunggu dan menunggu
Entah kapan berlarian dengan waktu


Rihan Musadik
Purbalingga, 14 Februari 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar