Minggu, 12 Desember 2010

Pria yang Kesepian

Hari Raya kan tiba
Aku melihat dua pelaksanaan
Aku bingung laksana orang asing

Hati kecilku berbisik lirih
Untuk ikuti penguasa negeri
Tapi logika dan pikiranku berkata lain

Ia memilih hari ini
Memilih hisab hakiki
Memilih Muhammadiyah
Walau hatiku, walau aku, cinta NU

Tapi apa kata, hari ini adalah mayoritas
Walau daerah lain minoritas

Tuhan pasti tahu niatku
Niat tuk mendekat pada-Nya
Niat tuk jalankan perintah-Nya
Niat tuk laksanakan sunnah kekasih-Nya

Duhai, semua telah usai
Semua telah jalani
Mengapa hati ini masih kosong
Masih hampa, masih berongga

Kepada siapa aku hendak berteriak
Kepada siapa aku hendak mengamuk
Aku justru bingung di tempat baruku

Kalau tahu begitu
Aku pasti, hari nanti ke sini

Tapi karena semangat pelajar yang menggebu
Dan keadaan yang mendesakku
Aku harus datang lebih awal di tempat baruku

Tak apa, aku tahu, aku paham
Wahai Tuhanku, Pengatur hidupku

Sekarang aku berkawan sepi
Berteman semut merah besar
Tak dapat aku ajak bicara
Bahkan aku aniaya karena kesepianku

Kulihat kawan temanku
Prasangkaku berkata
Begitu puas mereka berada di sana
Kenapa aku harus berada di sini
Berteman sepi


Rihan Musadik
Yogyakarta, 16 November 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar