Kuputuskan tuk bercengkerama dengan hujan
Yang ditatap mendung gelap
Seolah tanda tak setuju
Mendung berkata bahwa dirinya marah
aku bertanya kenapa
Ternyata ia kesal pada manusia-manusia
Asap tebal, polusi mesin, pencemaran
Dan hal lain ulah-ulah manusia yang degil
Dan hujan pun turun ke bumi dengan sabar menebar
Menyejukkan mendinginkan bumi yang panas
Bumi yang sudah muak seakan ingin memuntahkan perutnya
Dan menelan para perusak bumi yang tak bernurani
Lihatlah gunung-gunung yang berdiskusi dengan bumi
Dan disetujui mendung gelap yang gagah
Gunung memuntahklan lahar dan bumi bergerak menggertak
Memuntahkan pula sebagian rasa muaknya
Laut pun ikut berbicara dan geram
Ia kerahkan pasukannya berlari
Menjadi sapu raksasa tsunami yang mematikan
Yang memberangus habis pasukan-pasukan manusia didekatnya
Sekaligus mengingatkan manusia yang lolos darinya
Agar tidak melukai bumi dan menyakiti alam
Gunung-gunung, lautan, bumi, hujan, langit dan semesta alam
Mereka terus berbicara
Mereka tak henti-hentinya memanjatkan doa
Mereka berkata
Wahai manusia jagalah kami, lestarikan kami, lestarikan alam ini
Rihan Musadik
Yogyakarta, 3 Januari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar