“Kau pilih yang mana?” tanyaku
Ia tak menjawab, hanya merenung
“Apa kau yakin itu di antaranya?”
Ia masih saja terdiam
“Apakah selayu ini dirimu, hingga tak mampu menjawab sepatah kata pun?”
Aku pikir itu semua pilihanmu yang sudah kau pilah-pilah
kenapa kau begitu pusing dibuatnya,
sampai-sampai memilih satu saja kau pun tak sanggup
Aku perhatikan, ia mulai membuka mulut
Aku menduga ia akan segera menjawab pertanyaanku
Kudengarkan dengan seksama, hati-hati aku mendengarnya
Ia pun bersuara, “Aku tak tahu, kawan”
Sungguh, jawaban tak memuaskan
Ia lanjutkan ucapannya,
Aku bahkan ragu itu semua pilihanku
ataukah sekedar mampir sebentar, lalu pergi entah kemana
seperti yang dulu-dulu
Kalaupun di antara mereka itu milikku
dengan senang hati aku menerimanya
“Kau yakin satu di antara mereka itu milikmu,” aku menyela
“Tidak juga,” katanya
“Lantas?”
Aku tidak mungkin tahu, sobat
Lantaran hidupku ini sudah ditentukan dengan siapa
“Siapa yang menentukanmu kalau bukan kamu?” aku makin penasaran
Kau cari sendirilah, kawan
mudah-mudahan kau menemukannya
Dia itu yang mengatur aku dan juga kamu
Kali ini, aku yang terdiam, merenung, terus kucari, siapa Dia?
Rihan Musadik
Jogja, 24 Januari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar