Dollyo
chagi merupakan salah satu bentuk tendangan
yang paling sering dipakai dalam sebuah pertandingan karena keefektifannya
dalam menghasilkan poin, di samping banyak pula bentuk tendangan-tendangan yang lain. Tetapi
semenjak diterapkannya PSS (Protector
Scoring System), banyak atlet yang menggunakan yeop chagi sebagai alternatif tendangan yang juga banyak
menghasilkan poin. Tetapi dalam hal ini, dollyo
chagi tetap merupakan tendangan favorit yang sering digunakan atlet dalam
bertanding.
Salah satu indikator keberhasilan seorang
taekwondoin dalam berlatih taekwondo adalah kemampuannya dalam melakukan
berbagai jenis tendangan, karena tendangan merupakan gerakan yang menjadi ciri
khas dan paling dominan digunakan dalam taekwondo, meskipun tetap menggunkan
pukulan dan tangkisan. Dalam hal ini,
dollyo chagi merupakan salah satu tendangan wajib yang harus dikuasai betul
oleh seorang taekwondoin, baik pemula maupun tingkat lanjut, baik atlet poomsae (jurus) maupun atlet kyorugi (tanding). Apalagi bagi atlet poomsae, bentuk tendangan harus
benar-benar luwes serta terlihat indah, dan ini memerlukan keseimbangan,
kelentukan, koordinasi, serta dasar gerak yang benar, mulai dari ready position (sikap kuda-kuda) hingga follow through (posisi akhir).
Gambar 1. Teknik Dollyo Chagi |
Gerakan dollyo
chagi (tendangan serong/memutar ke samping) diawali dengan ready position phase (posisi siap),
yaitu sikap kuda-kuda sempurna, lalu pada implementation
phase mengawali tendangan dengan mengangkat paha lurus ke depan—tidak boleh
menyamping saat mengangkat paha—hingga setinggi rata-rata air. Posisi
selanjutnya serongkan paha yang diangkat tadi, dan pada saat yang bersamaan
posisi badan dan tumpuan kaki ikut menyerong/menyamping hingga mencapai sudut
sekitar 180 derajat. Setelah itu lepaskan tendangan dengan meluruskan kaki,
yaitu dengan melempar kaki dari lutut hingga punggung kaki (follow through phase), dimana bagian
punggung kaki merupakan bagian yang digunakan untuk mengenai sasaran. Kemudian
pandangan mata tertuju ke arah sasaran.
Suatu tendangan dollyo yang sempurna akan
terlihat dari sikap posisi tubuh yang seimbang pada saat proses akhir tendangan
(follow through phase), yang mana
posisi tubuh dan tumpuan sedari awal akan mengikuti tungkai atau gerakan
tendangan yang menyamping. Pada saat posisi ini, seorang taekwondoin harus bisa
menjaga kestabilan dan keseimbangan tubuhnya untuk kembali ke posisi semula,
disamping itu pengaturan jarak juga perlu dipertimbangkan pada saat melakukan tendangan,
agar tendangan bisa mengarah tepat ke sasaran yang dituju.
Dalam prakteknya, rangkaian proses tendangan di
atas (dollyo) dilakukan secara kesinambungan—tidak terputus-putus—dengan satu kali
gerakan saja, karena suatu tendangan dalam taekwondo, apalagi pada saat fight (tanding), harus dilakukan dengan power yang
maksimal, sedangkan untuk menghasilkan power yang maksimal, maka dibutuhkan
kekuatan dan kecepatan yang maksimal pula.
Oleh karenanya, pada saat proses tendangan
dollyo berakhir dengan posisi yang sempurna dan punggung kaki mengenai target
sasarannya, maka dengan sendirinya bagian kaki dari lutut hingga ujung kaki
akan memantul ke belakang (impact),
dikarenakan efek dari daya ledak tendangan yang mengakibatkan lutut menekuk
dengan sendirinya, sehingga tungkai kaki bagian bawah mengikuti ke belakang.
Kemudian pada saat proses pemantulan kaki ini, seorang taekwondoin harus bisa
mengembalikan kaki ke posisi semula, yaitu ready
position (sikap kuda-kuda), agar dapat melakukan tendangan berikutnya
dengan mudah.
Bersambung...
salam hangat dari kami ijin informasinya dari kami pengrajin jaket kulit
BalasHapus