Sabtu, 08 Agustus 2015

Tafsir Surat Al-Qadr (Pertemuan ke-4)

Penggalan pertama ayat yang keempat berbunyi tanazzalul malaaikatu warruuhu fiihaa mengandung makna: Pada malam itu (lailatul qadr) malaikat-malaikat turun dan juga malaikat Jibril.

Dalam Tafsir Al-Qurthubi dijelaskan bahwa pada malam lailatul qadr seluruh penghuni langit, yakni para malaikat akan turun memenuhi bumi, bahkan malaikat-malaikat yang ada di sidratul muntaha juga ikut turun. Betapa mulia dan penuh rahmat malam lailatul qadr.

Kenapa dalam ayat ini ada disebutkan Ar-Ruh (mayoritas ulama mengartikan Ar-Ruh yaitu malaikat Jibril) padahal sebelumnya telah disebutkan malaikat-malaikat? Menurut sebagian ulama, hal ini karena Allah ingin menonjolkan atau mengistimewakan malaikat Jibril dibanding malaikat-malaikat yang lain.

Dalam hadits riwayat Imam Ahmad yang dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani, disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, “Wahai umatku, aku melihat apa yang tidak kalian lihat, dan aku mendengar apa yang tidak kalian dengar. Langit itu bersuara berderit-derit seperti keberatan muatan, dan memang layak langit itu berderit-derit. Sebab, setiap jarak empat jari (dari bumi ke langit) ada malaikat yang bersujud kepada Allah.

Dalam hadits yang lain riwayat Imam Ahmad dan dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani, dikatakan oleh Nabi bahwa pada malam lailatul qadr malaikat yang turun jumlahnya jauh lebih banyak daripada pasir yang ada di bumi. Para ulama menjelaskan salah satu tugas malaikat-malaikat tersebut adalah untuk mengamini doa-doa kaum muslimin.

Maka dari itu, kita harus berusaha dan bersemangat untuk menghidupkan malam di sepuluh hari terakhir bulan Ramadahan dengan bermacam ibadah kepada Allah, agar kita mudah-mudahan termasuk orang-orang yang akan mendapatkan berkah malam lailatul qadr. Dalam sebuah atsar yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dari Sa’id bin Musayyib disebutkan bahwa barangsiapa yang mendirikan shalat maghrib dan isya secara berjamaah, maka peluang untuk mendapatkan malam lailalatul qadr sangatlah besar. Karenanya, jangan sampai kita ketinggalan dari shalat berjamaah di masjid.

Menurut Imam Ibnu Katsir, ketika malaikat turun di suatu tempat, maka sesungguhnya tempat itu sedang diliputi berkah dan rahmat Allah subhanahu wa ta’ala.

Salah satu contoh tempat yang akan dikelilingi dan dinaungi oleh para malaikat adalah seperti yang dijelaskan dalam hadits riwayat Imam Muslim. Setiap orang yang berkumpul dalam suatu majelis untuk mengingat Allah (majelis dzikir, majelis ilmu, majelis shalawat), maka ia akan mendapatkan empat balasan sekaligus, yaitu:
  1. Majelis tersebut akan dikelilingi dan dinaungi malaikat-malaikat rahmat
  2. Orang-orang yang berada dalam majelis tersebut akan diliputi rahmat Allah
  3. Ketenangan (sakinah) akan turun kepada orang-orang tersebut
  4. Nama orang-orang tersebut akan disebut-sebut oleh Allah di sekeliling para malaikat yang hadir.
Kalau ada malaikat yang tidak mau masuk di suatu tempat, itu pertanda bahwa di tempat tersebut tidak ada keberkahan di dalamnya. Salah satu contohnya adalah rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar. Dalam hadits riwayat Imam Muslim, diceritakan bahwa ketika malaikat Jibril hendak mengunjungi Nabi, ada anak anjing yang masuk ke kolong dipan rumah Nabi, maka Jibril pun tidak mau masuk. Keesokan harinya Nabi bertanya pada Jibril, “Wahai Jibril, mengapa kemarin engkau tidak mau masuk ke rumahku?” Jibril menjawab, “Kami para malaikat tidak akan masuk ke rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar. 

Menurut penjelasan Ustadz Abdullah Zaen, yang dimaksud dengan malaikat di sini adalah malaikat rahmat, bukan malaikat pencatat amal atau malaikat maut. Karena malaikat pencatat amal akan senantiasa mengikuti kita untuk mencatat amal perbuatan kita. Dan malaikat maut akan melaksanakan tugasnya mencabut nyawa seseorang dimanapun tempatnya. 


*Catatanku dari Kajian Rutin Tafsir Al-Qur'an (Rabu Malam) bersama Ustadz Abdullah Zaen hafizhahullahu ta'ala di Masjid Agung Darussalam Purbalingga (Masjid Nabawi Jawa).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar