Kata “salam” pada ayat kelima ini mengandung tiga makna yang
berkaitan dengan malam lailatul qadr.
Pertama, salam di
ayat ini maksudnya adalah kebaikan dan
keberkahan. Pada malam lailatul qadr; isinya hanyalah kebaikan, keberkahan, kedamaian,
dan kesejahteraan. Tidak ada keburukan di dalamnya, karena pada malam itu
sumber keburukan sudah dibelenggu oleh Allah. Hal ini dijelaskan oleh Imam
Qatadah dalam Tafsir Ath-Thabari.
Nabi pernah bersabda bahwa di malam pertama bulan Ramadhan
setan-setan dan jin-jin kafir dibelenggu. Dan setiap malam akan ada hamba-hamba
Allah yang dibebaskan dari neraka. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi
dan Imam Hakim, dinilai shahih oleh Imam Hakim dan Syaikh Al-Albani.
Dalam Shahihain
dijelaskan bahwa Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang bangun (untuk beribadah)
pada malam lailatul qadr dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah,
maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni”. Semoga kita termasuk
orang-orang yang dimudahkan dalam menghidupkan malam lailatul qadr. Amiin.
Ketiga, salam
adalah ucapan salam seperti lazimnya kita mengucapkan (mendoakan) salam kepada
sesama muslim, yakni ucapan Assalamua’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh. Maksudnya, pada malam lailatul qadr para
malaikat akan mengucapkan salam (doa dan pujian) kepada hamba-hamba Allah yang
menghidupkannya. Ini berarti bahwa salam yang akan didapatkan kaum muslimin
yang beribadah di malam lailatul qadr tak terhitung banyaknya. Karena pada malam
ini malaikat yang turun ke bumi lebih banyak banyak dari seluruh butiran pasir
yang ada di muka bumi.
Jika kita pergi ke sebuah pantai, adakah yang sanggup
menghitung jumlah butiran pasir di dalamnya? Berapa banyaknya? Tentu tak
terhitung. Belum lagi dengan pantai-pantai yang lain. Apatah lagi seluruh pasir
yang ada di muka bumi. Nah, para malaikat yang turun ke muka bumi pada malam
lailatul qadr jumlahnya lebih banyak dari pasir yang ada di bumi. Innallaha ‘ala kulli syaiin qadiir. Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Takbir. Allahu akbar.
*Catatanku dari Kajian Rutin Tafsir Al-Qur'an (Rabu Malam) bersama Ustadz Abdullah Zaen hafizhahullahu ta'ala di Masjid Agung Darussalam Purbalingga (Masjid Nabawi Jawa).
Selesai.
*Catatanku dari Kajian Rutin Tafsir Al-Qur'an (Rabu Malam) bersama Ustadz Abdullah Zaen hafizhahullahu ta'ala di Masjid Agung Darussalam Purbalingga (Masjid Nabawi Jawa).
Selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar