Mengapa pada ayat pertama ini Allah menggunakan kata ganti “Kami”?
- Untuk menunjukkan besarnya keagungan Allah dengan segala penciptaan, perbendaharaan, dan malaikat-malaikat yang tunduk kepada-Nya
- Apa yang akan Allah turunkan adalah sesuatu yang besar (Al-Qur’an)
Al-Qur’an turun melalui dua proses. Hal ini dijelaskan oleh
Abdullah bin Abbas dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim dan Imam
Adz-Dzahabi, hadits ini dinilai shahih oleh Imam Hakim.
- Turun secara total ke langit dunia (langit pertama) di malam lailatul qadr
- Dari langit dunia turun secara berangsur-angsur kepada Rasulullah sebagai wahyu sesuai dengan peristiwa, situasi, dan kondisi pada saat itu.
Penjelasan:
Al-Qur’an diturunkan secara total dari lauhil mahfuzh ke
langit dunia (langit pertama). Tempat diturunkannya Al-Qur’an disebut Baitul ‘izzah di langit pertama. Hikmah
diturunkan secara total:
- Menunjukkan keagungan Al-Qur’an
- Menunjukkan telah diturunkannya kitab suci yang terakhir sekaligus memberi tahu penghuni langit
- Satu-satunya kitab suci yang dijamin keasliannya hingga hari kiamat
Al-Qur’an diturunkan secara bertahap dari langit dunia
kepada Nabi melalui perantara malaikat Jibril. Hal ini seperti terdapat dalam
surat Al-Isra’ ayat 106 yang artinya: Dan
Al-Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu
membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi
bagian.
Hikmah lainnya mengapa Al-Qur’an diturunkan secara bertahap
kepada Nabi, yaitu untuk meneguhkan hati Nabi dalam menghadapi berbagai
tantangan dakwah. Selain itu, untuk menurunkan syariat Islam juga dengan proses
yang bertahap, tidak langsung semua syariat turun. Dalam memperbaiki akidah,
akhlak, dan moral masyarakat jahiliyah juga diperlukan proses yang bertahap
karena itulah Al-Qur’an juga turun secara bertahap sesuai dengan kondisi pada
saat itu. Sebab, untuk meninggalkan kebiasaan jahiliyah menuju peradaban Islami
dibutuhkan proses secara bertahap.
Ummul Mukminin ‘Aisyah mengatakan bahwa Al-Qur’an pertama
kali diturunkan berbicara tentang surga-neraka (akidah). Selama 13 tahun di
Makkah lebih ditekankan kepada tauhid, setelah di Madinah Al-Qur’an lebih
banyak turun berkaitan dengan hukum halal-haram (masalah syariat/fiqih). Karena
kalau seandainya Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan berbicara tentang
ayat-ayat khamr (hukum halal-haram), niscaya orang-orang akan lari dan tidak akan
tertarik. Andaikata di awal-awal Al-Qur’an turun mengharamkan zina, pasti
mereka akan mengatakan tidak akan meninggalkan zina untuk selama-lamanya.
Salah satu contoh menarik adalah tahap pengharaman khamr,
dimana Al-Qur’an tidak langsung mengharamkannya, tetapi melalui beberapa proses
bijak yang hasilnya sangat mengagumkan.
Sesi Tanya Jawab bersama Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA.
Sesi Tanya Jawab bersama Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA.
Apakah memelihara jenggot adalah tradisi orang Arab?
Memelihara jenggot bukan tradisi orang Arab, melainkan bagian dari ajaran Islam (sunnah Rasul) yang dianjurkan untuk dilaksanakan.
Memelihara jenggot bukan tradisi orang Arab, melainkan bagian dari ajaran Islam (sunnah Rasul) yang dianjurkan untuk dilaksanakan.
Bagi seorang istri, mana dulu yang mesti didahulukan antara
berbakti kepada orangtua dengan suami?
Bagi seorang istri, mendahulukan berbakti kepada suami daripada orangtua. Sedangkan bagi seorang suami, mendahulukan berbakti kepada orangtua. Ada sebuah hadits dari Nabi, “Seandainya boleh bersujud kepada selain Allah, niscaya akan kuperintahkan seorang istri bersujud kepada suaminya”.
Bagi seorang istri, mendahulukan berbakti kepada suami daripada orangtua. Sedangkan bagi seorang suami, mendahulukan berbakti kepada orangtua. Ada sebuah hadits dari Nabi, “Seandainya boleh bersujud kepada selain Allah, niscaya akan kuperintahkan seorang istri bersujud kepada suaminya”.
Apakah wanita haid bisa mendapatkan lailatul qadr?
Bagi wanita yang sedang haid bisa mendapatkan malam lailatul qadr dengan berdzikir, atau membaca Al-Qur’an tanpa memegang mushaf. Ada pendapat ulama yang membolehkan membaca Al-Qur’an tanpa menyentuh mushaf bagi wanita haid.
Bagi wanita yang sedang haid bisa mendapatkan malam lailatul qadr dengan berdzikir, atau membaca Al-Qur’an tanpa memegang mushaf. Ada pendapat ulama yang membolehkan membaca Al-Qur’an tanpa menyentuh mushaf bagi wanita haid.
Bagaimana hukum membakar Al-Qur’an yang sudah tidak
terpakai?
Mushaf Al-Qur’an yang sudah usang atau tidak terpakai lagi, menurut ulama boleh dimusnahkan dengan cara dibakar, bukan untuk menghinakannya, tetapi justru untuk menjaga kesuciannya.
Mushaf Al-Qur’an yang sudah usang atau tidak terpakai lagi, menurut ulama boleh dimusnahkan dengan cara dibakar, bukan untuk menghinakannya, tetapi justru untuk menjaga kesuciannya.
Apakah urutan surat dalam Al-Qur’an inisiatif para sahabat?
Urutan surat dalam Al-Qur’an adalah arahan dari Nabi, bukan karangan sahabat Nabi.
Urutan surat dalam Al-Qur’an adalah arahan dari Nabi, bukan karangan sahabat Nabi.
Bagaimana apabila shalat berjamaah di masjid kebetulan hanya
berdua saja dengan wanita yang bukan mahram?
Shalat berjamaah berdua dengan wanita non mahram boleh, asal tidak terjadi fitnah yang dikhawatirkan. Seandainya saja kita di masjid, adzan sendiri, iqomat sendiri, dan shalat juga sendiri, insya Allah akan tetap mendapatkan pahala shalat jamaah karena sudah berniat dari awal.
Shalat berjamaah berdua dengan wanita non mahram boleh, asal tidak terjadi fitnah yang dikhawatirkan. Seandainya saja kita di masjid, adzan sendiri, iqomat sendiri, dan shalat juga sendiri, insya Allah akan tetap mendapatkan pahala shalat jamaah karena sudah berniat dari awal.
Bagaimana agar anak bisa bangun gasik?
Tidurnya juga harus gasik. Kemudian butuh kesabaran orangtua, ketekunan, dan pembiasaan pada anak secara bertahap. Memohon atau berdoa kepada Allah.
*Catatanku dari Kajian Rutin Tafsir Al-Qur'an (Rabu Malam) bersama Ustadz Abdullah Zaen hafizhahullahu ta'ala di Masjid Agung Darussalam Purbalingga (Masjid Nabawi Jawa).
Tidurnya juga harus gasik. Kemudian butuh kesabaran orangtua, ketekunan, dan pembiasaan pada anak secara bertahap. Memohon atau berdoa kepada Allah.
*Catatanku dari Kajian Rutin Tafsir Al-Qur'an (Rabu Malam) bersama Ustadz Abdullah Zaen hafizhahullahu ta'ala di Masjid Agung Darussalam Purbalingga (Masjid Nabawi Jawa).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar