Rabu, 14 Agustus 2013

Cersing - Cerita Singkat

Di sebuah kampus ternama di kota Yogyakarta, tepatnya di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), di sanalah kami belajar, berteman, dan saling memahami satu sama lain. Kami menimba ilmu sesuai dengan bidang kita, yaitu bidang olahraga, tepatnya jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga.

Bila suatu waktu dosen tidak bisa hadir alias berhalangan, entah karena ada urusan penting atau mendadak, atau mungkin juga karena sedang malas mengajar. Kami sering berkumpul di salah satu kost teman kami, biasanya teman-teman akan main ke kostku atau ke kostnya Uno, yang memang tidak jauh dari kampus.

Di kostku itulah, aku mulai dekat dan bergaul dengan anak-anak sepak bola. Mereka itu Haryo, Heri, Bowo, Rohman, Septo, dan Lutfi. Mungkin kami mulai dekat dengan mereka karena saat itu—pada jam-jam kosong kuliah—aku dan beberapa teman sering main ke kostnya Haryo untuk bermain tenis meja bersama anak-anak bola. Sejak itulah mereka akrab denganku dan sering main ke kostku.

Di sisi lain, aku juga dekat dengan anak-anak Bangka-Belitung. Mereka itu Uno, Nova, Arul, dan Mamat. Dan aku bersama mereka—aku menyebutnya teman-teman Bangka—sering berkumpul di kostnya Uno, yang memang agak dekat dengan kostku.

Terkadang aku bingung jika pulang dari kuliah pada jam-jam sebelum dhuhur, biasanya karena jam kosong. Aku ingin main ke tempat Uno, karena bosan di kost terus, pastinya ingin suasana baru, makanya main ke kost teman. Pada saat yang sama, teman-teman bola juga ingin main ke kostku. Kami memang sudah akrab, karena itu jika aku lagi kepengin di tempatnya Uno, mereka suruh masuk ke kostku dulu, dan kuncinya—kunci cadangan—ada di sekring dekat kamarku.

Sementara itu kami berempat, bersama anak-anak Bangka, dan kadang juga ada Tanto anak voli dan Dana anak basket, biasanya main PES sepakbola dengan asyiknya. Meskipun begitu aku merasa gak enak sama anak-anak bola, karena terkesan tidak mempedulikan teman, oleh karenanya aku tidak berlama-lama di kost Uno, karena harus pulang ke kostku untuk ngumpul bersama anak-anak bola. Dan itu menurutku lebih menghargai mereka yang memang ingin main ke tempatku.

Tapi, tak jarang juga teman-teman bola ngumpul dan main PES bareng dengan anak-anak Bangka, maklumlah kita semua satu kelas, jadi sudah saling akrab, meskipun kadang-kadang ada perselisihan kecil, mungkin disebabkan oleh perbedaan paham—bahasa dan budaya—atau pendapat yang dengan sendirinya akan mereda. Karena kita semua—yang aku harapakan—bisa saling mengerti dan memahmai satu sama lain, harusnya seperti itu mengingat kami semua adalah mahasiswa dan sudah memiliki kedewasaan dalam berpikir dan bertindak.

Terkadang kami semua, baik anak bola maupun anak Bangka, berkumpul bersama di kost Uno atau di kostku, hingga satu kamar dipenuhi oleh teman-teman. Tetapi, tidak mungkin kami semua berkumpul bersama dalam satu kamar, karena jelas tidak muat. Biasanya sebagian kumpul di kostnya Uno yang memang anak-anak Bangka dan beberapa teman yang lain. Dan sebagian lagi di kostku, yang kebanyakan anak-anak bola. Ada juga anak basket, voli, dan badminton yang sering main ke kostku, yaitu Dana, Hendra, dan Tanto.

Sedangkan aku, pastinya sesuai dengan kehendak hati saat itu, apa mau langsung pulang ke kosku sendiri bersama anak bola dan lainnya atau mampir dulu ke kostnya Uno. Kalau lagi ramai, tak jarang di kamarku ada sekitar sepuluh kawan lebih, entah itu main PES, karena terkadang Heri membawa PES sepakbolanya; atau sekedar berkumpul, tertawa bersama, bercanda, meluapkan kegirangan, atau sekedar mampir istirahat melepas kekosongan karena tak ada kegiatan yang hendak dilakukan. Yang jelas aku merasa senang karena punya banyak teman yang baik-baik dan aku merasa nyaman dengan mereka.


Rihan Musadik
Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar