Pagi ini, Jum’at (30/8/2013), saya
sedikit kesal dengan diri sendiri karena mendapati diri ini terbangun tepat
pukul 06.40, itu berarti melewatkan waktu shalat shubuh berjama'ah di masjid
(itu jelas), dan tentunya shalat shubuhku jadi kesiangan alias tidak disaksikan
malaikat. Sebab kata Nabi, “Sesungguhnya shalat shubuh itu disaksikan oleh para
malaikat, dan malaikat juga turut mendoakan”. Itu yang dapat saya ingat. Shalat shubuh di
masjid juga memiliki keutamaan besar tersendiri, bahkan ada sebuah buku yang
membahas keutamaan shalat shubuh di masjid. Saya pernah melihatnya di
lingkungan masjid Kampus UGM, yang memang banyak penjual buku-buku agama
di situ, buku itu (kalau nggak salah, tapi
kayaknya salah dech) berjudul Keutamaan Shalat Shubuh di Masjid.
Yang saya ingat ada sebuah hadits
dari Rasulullah, “Seandainya kita tahu pahala shalat shubuh di masjid, tentu
kita akan bergegas berangkat, meskipun harus berjalan merangkak”. Subhanallah. Saya teringat ketika mendengar khutbah
jum’at di masjid Kampus UGM (saya memang terbiasa di masjid ini, begitu juga
dengan majelis ta'lim, saya sering menghadirinya), khotib membawakan sebuah hadits, bahwa
barangsiapa shalat shubuh berjama'ah di masjid, pahalanya sama dengan qiyamul lail semalam suntuk. Jika ada
seseorang shalat tahajjud tapi ia tidak shalat jama'ah, maka pahalanya kalah
dengan orang yang tidak shalat tahajjud, tapi ia shalat jama'ah di masjid, tentu
saja yang paling keren bisa qiyamul lail dan shalat shubuh
berjama'ah di masjid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar