Selasa, 09 April 2013

Menghindari Kesombongan

Puji syukur selalu saya panjatkan pada Allah yang telah memberikan nikmat hidup di dunia ini dengan berbagai fasilitas dan kesenangan yang ada di dalamnya. Tentunya nikmat hidup itu Allah buat agar manusia hanya menyembah kepada Yang Satu. Alhamdulillah, hari selasa ini bi idznillah saya bisa bangun pada sekitar pukul 3.20 WIB, karena memang sebelum tidur saya berniat untuk bangun malam buat nonton laga lanjutan Barclays Premier League yang mempertemukan derbi Manchester leg kedua, antara Manchester City kontra Manchester United. Dan saya merasa cukup senang, karena tim favoritku The Citizens bisa menang dengan skor 2-1, meskipun akan sangat sulit mengejar ketertinggalan poin dari MU yang sudah melaju sangat jauh dengan selisih poin 12 dari City. Oleh karenanya, sudah bisa diprediksi juara Liga Inggris musim ini adalah MU, dan City harus puas dengan posisi runner-up (gak papa lah, yang penting bisa masuk zona liga champion).

Pada hari ini, saya sangat bersyukur, karena bisa memulai lagi “menata hidup dengan rapi”, dan terus berjuang melawan diri sendiri, yaitu hawa nafsu, kemalasan, dan segala hal negatif yang ada dalam diri; yang semua itu kudu dilawan dan dipotong sehingga terbentuk kebiasaan-kebiasaan yang baik. Kalau kebiasaan baik sudah tertanam dalam diri, maka akan membentuk karakter, dan karakter inilah yang ikut menentukan nasib kita.

Hari ini insya Allah, akan saya mulai dan awali pola hidup yang sehat, produktif, dan proaktif; setelah sebelumnya yaitu pada hari Senin sedikit “berantakan”. Sebenarnya pada hari Senin saya mengawali hari dengan baik, seperti biasanya bangun shubuh, ambil air wudhu, shalat shubuh berjama'ah, baca Al-Qur’an, lalu setelah itu tidur sebentar (ini kebiasaan buruk, jangan ditiru!), jam 6 pagi mandi, dan “beberes kamar”, dan berangkat kuliah jam 7 pagi. Kuliah hari senin berlangsung dari jam 7 pagi hingga pukul 16.15 WIB (cukup padat). Sebelum berangkat kuliah yang terakhir jam 14.50, saya sempatkan untuk mandi dahulu, karena pada jam 1 siangnya saya ada kuliah micro teaching, yaitu mengajar mata kuliah Orpil Taekwondo kelas PGSD-D. Alhamdulillah, kuliah mikro selama ini berjalan lancar, kendati terkadang “kesal”, karena teman-teman banyak bercanda serta kurang memperhatikan, dan hari senin kemarin materi yang saya berikan adalah taegeuk 1. Karena berkeringat itulah, saya mandi dahulu agar kuliah terakhir (ngulang fisiologi manusia) lebih nyaman.

Selesai kuliah yang terakhir hingga sekitar jam 4 sore, saya langsung pulang ke kost dan melaksanakan shalat ashar (sayang banget, shalat munfarid), lalu setelah itu saya langsung pergi lagi ke gedung Mandala Bhakti Wanitatama untuk melihat-lihat pameran buku “Jogja Islamic Bazaar”, meski sebelum berangkat sempat tergoda untuk main PES diajak teman kost sekaligus teman kuliah, tapi untungnya saya sudah memiliki ketegasan (waduh, gaya nih ye). Walaupun gerimis kecil saya tetap senang bisa pergi ke pameran buku, sampai di sana ada acara tausiyah bersama Ustadz Wijayanto, tentunya saya juga ikut mendengarkan, sebab itu bagian dari ngaji dan mencari ilmu, tapi karena tidak ada tempat duduk (alias berdiri terus), dan sedikit membosankan (persepi saya saat itu, karena berdiri terus), ya akhirnya saya masuk ke gedung dan lihat-lihat buku saja (hanya liat-liat? ya, cuma liat-liat doank, gak sampe beli, coz buku filsafat yang aku cari gak ketemu, ya iyalah gak ketemu… kan kebanyakan buku-buku Islam, piye to?).

Jam setengah enam saya pulang, alhamdulillah pas maghrib. Sampai di kost, ganti sarung, ambil air wudhu, dan berangkat ke mushola untuk menunaikan shalat maghrib berjama'ah (jelas donk, gue gitu loh, astaghfirullah gak boleh sombong). Karena saya kelaparan, setelah salam, dan wiridan sebentar tanpa shalat sunnah ba’diyah maghrib (biasanya agak lama, trus shalat ba’diyah), langsung saya ke “burjo” (warung makan khas Jabar) dekat kostku untuk pesan nasi goreng (lagi pengin yang enak-enak). Lalu saya ke kost temanku sambil nunggu nasi goreng, yang ternyata masih main PES dari sore tadi pas saya pergi ke pameran buku.

Singkat cerita, setelah selesai melahap nasi goreng dengan diiringi minuman marimas jeruk. Segera saya ke kost teman sebelah, kebetulan ada teman kuliah yang memang biasa ke sini, dan saya main PES dengannya, sementara teman kostku itu shalat maghrib. Saya main hingga nabrak shalat isya berjama'ah, adzan dan iqomat pun tak saya pedulikan. Beruntunglah main PES dengannya selesai, langsung saya wudhu dan ke mushola, alhamdulillah bisa shalat berjama'ah, walau tertinggal satu raka’at. Kalau dipikir-pikir, kacau juga di awal malam Senin itu. Habis shalat maghrib, tidak serius wiridan (atau bahkan tidak berdoa?), tidak baca Al-Qur’an, malah main game (gimana sih loe?). Kalau temanku yang dua itu jangan ditanya lagi, kalau sudah keasyikan main game ya kayak gitu, lupa waktu, lupa shalat (parah…). Dan anehnya, setelah shalat isya berjama'ah, saya yang sedang “berantakan”, tidak wiridan, tidak berdoa, tidak shalat ba’diyah isya, langsung nimbrung lagi untuk main PES.

Dan kali ini saya main dengan teman kost sekaligus teman kuliahku. Inilah sebenarnya inti dari cerita yang akan saya sampaikan. Seperti biasa saya bermain dengannya dengan canda-tawa. Karena posisi saya yang sedang “labil”, apalagi temanku tersebut sangat labil (ini perkiraanku saja, karena boleh jadi sifatnya memang demikian), kami saling mengejek, dan membanggakan tim masing-masing. Saat itu seperti biasa saya memakai tim andalan Manchester City, sementara ia memakai tim Manchester United (biasanya ia memakai tim andalan Barcelona), cocok sekali dengan laga derbi Manchester seperti nanti malam, selasa dini hari. Pada saat bermain, bisa diduga saya kalah ejek-mengejek, dan kalah sombong, sebab urusan ejek-mengejek, sombong-menyombong saya tidak berbakat sama sekali (emang ada ya bakat sombong? Kayaknya sih ada). Apalagi saya kalah jauh dengan skor 6-1, tambah menyakitkan dan mental down. Lalu main lagi di leg kedua, sepertinya (saya lupa tepatnya) saya masih kalah meski dengan skor tipis 5-4. Setelah itu saya ingin berhenti, cuma diajak main sekali lagi olehnya, alasannya ia ingin main dengan tim andalannya El Barca, dan terlalu hebat dengan MU (sombong banget nih kawan, sebel deh). Singkatnya kami main lagi antara The Citizen kontra Barca, sepertinya saya kalah lagi dengan sko tipis 3-2 (koq kalah terus).

Sehabis kalah, nafsu untuk menang muncul, saya ingin main lagi, leg kedua lawan Barca. Sayangnya ada teman satu lagi yang datang (karyawan burjo depan kost), dan akhirnya saya bermain dengannya. Beruntunglah hasilnya imbang 1-1, jadi tidak semakin “kesal” karena kalah terus, setelah itu baru saya balik ke kost. Nah, di kost inilah saya misuh-misuh sendiri karena kalah melulu, dan sedikit emosi dengan ejekan-ejekannya, yang sebenarnya itu hanya bercanda.

Tapi alhamdulillah, saya bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari kejadian main game ini. Pelajaran yang saya dapat adalah, bahwa terkadang ejekan-ejekan atau sifat sombong tertentu bisa membuat seseorang marah atau tidak senang, meskipun itu hanya sebuah guyonan, apalagi jika itu berlebihan, bukan tidak mungkin orang yang diajak bercanda jadi tersinggung (makanya, harus hati-hati kalau ngomong, think twice before doing). Pelajaran yang kedua, saat saya sombong dan suka mengejek, biasanya saya kalah, tapi kalau saya bermain tenang, stabil, dan tidak emosi, biasanya saya menang. Kalaupun kalah ya no problem, karena memang kondisi yang tenang, stabil, dan bijak tersebut.

Mungkin ini teguran atau peringatan dari Allah untuk tidak berlaku sombong, mengejek, dan tidak emosi. Terima kasih Ya Allah, Engkau sudi mengingatkan hamba-Mu yang sering lupa ini. Dan tidak lupa pula saya juga harus banyak berdoa “Ya Allah, ingatkanlah hamba dikala lupa, dikala hamba menyimpang dari jalanmu, dikala hamba berbuat maksiat, dan ingatkanlah hamba jikalau hamba sering melupakan-Mu”. Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar