Ketika kita sedang dalam keadaan lelah, letih, lesu, capek, dan tak bertenaga karena sehabis melakukan suatu aktivitas berat, ataupun sehabis melakukan aktivitas ringan tetapi dalam durasi waktu yang lama dan kurang istirahat, misalnya saja kurang tidur. Tentu kita akan merasa enggan untuk melakukan kegiatan yang lain, padahal kita sangat perlu untuk melakukan kegiatan atau menyelesaikan tugas kita. Tapi apa boleh buat, tubuh kita yang lesu ini bawaannya ingin segera berbaring di atas tempat tidur.
Tapi tahukah anda, tubuh kita ternyata memiliki cadangan energi yang cukup besar, yang apabila kita gunakan dengan maksimal hasilnya akan sangat bermanfaat, dan rasa lelah pun akan segera berganti menjadi semangat lagi. Meskipun harus diakui, pada saatnya tubuh kita juga nantinya akan merasa lelah kembali, dan ini merupakan pertanda agar kita segera mengistirahatkan tubuh kita. Dengan istirahat yang cukup, dengan tidur yang nyaman akan mngembalikan energi kita yang hilang, menghilangkan rasa capek, memperbarui sel-sel dalam tubuh kita, dan bila kita tidur dengan cukup dan nyaman, jelas kita akan bangun dalam keadaan sehat dan bugar.
Kembali ke cadangan energi yang tersimpan dalam tubuh kita. Dalam buku Cara Hidup dan Berpikir Positif tulisan Dr. Norman V. Peale yang pernah penulis baca, energi ini disebut dengan energi ekstra, karena memang bersifat ekstra, yaitu ketika kita kehabisan daya, energi; malas untuk berbuat, malas untuk melakukan aktivitas, maka hal yang harus kita lakukan adalah memaksakan diri kita untuk melakukan kegiatan yang memang akan kita lakukan, tentunya dengan dilandasi dengan pikiran dan perasaan yang positif, sebab bila pikiran dan perasaan kita melulu negatif, itu jelas akan membuat tubuh kita semakin lemah. Karena memang menurut para pakar, pikiran dan perasaan terkoneksi dengan jaringan tubuh kita. Bila pikiran dan perasaan kita positif, tentu akan menghasilkan energi postif dalam diri kita, begitu juga sebaliknya, bila pikiran dan perasaan kita negatif akan menghasilkan energi negatif dalam diri kita.
Sekali lagi, hal yang perlu kita lakukan ketika tubuh dalam keadaan tak bertenaga, padahal ada pekerjaan yang harus kita lakukan. Yaitu dengan memaksakan diri kita untuk berbuat, begerak, yang dilandasi dengan pikiran dan perasaan yang positif. Sebenarnya saya mengangkat tema ini, karena berdasarkan pengalaman pribadi sejauh ini. Saya mendapat ide untuk menulis tema ini, ketika kemarin pada hari Minggu (8/9/2013) selepas perjalanan balik selama empat jam dari Purbalingga-Jogja merasa kelelahan dan ingin segera membaringkan tubuh di atas tempat tidur kostku. Tapi karena kost masih kotor, barang-barang di tas harus saya keluarkan, dan saya tata; kemudian belum melaksanakan shalat dhuhur. Maka ketika itu langsung saya pakasakan untuk segera bergerak. Pertama saya sapu dulu kamar kost, kemudian saya keluarkan beberapa barang di tas, karena waktu shalat dhuhur hampir habis, saya segera melakukan shalat dhuhur. Sehabis itu saya rapikan barang-barang dari tas ke tempatnya, adzan ashar pun berkumandang, saya segera memenuhi panggilan itu di mushola depan kostku.
Sehabis ashar, saya lanjutkan bersih-bersih kamar kost. Kemudian saya yang sedang kelaparan sedari tadi ini, segera makan siang dengan nasi yang saya bawa dari rumah, yang dibuatkan oleh ibuku (mak nyuss... sungguh nikmat makan ketika lapar). Selesai makan saya berikan oleh-oleh getuk goreng ke Pak Midun (penjual warung burjo sebelah selatan kostku) sambil membeli kopi panas yang saya bawa ke kost. Lalu saya juga berikan oleh-oleh kue mino ke tetangga depan, Mas Abbas, penjual batagor keliling.
Selesai semuanya rasa-rasanya saya ingin tidur, dan bangun sebelum adzan maghrib, tapi karena badan merasa risih karena kotor dan berkeringat, saya pun mandi. Dan setelah mandi ini, badan terasa segar dan bugar. Saya tidak jadi tidur, saya seruput kopi panas sambil menonton televisi, dan acara yang saya tonton, yaitu acara sepakbola, laga divisi utama antara Persebaya Surabaya vs Persikabo Bogor, laga ini dimenangkan oleh Persebaya dengan skor telak 3-0, dan saya menontonnya dari babak kedua hingga usai pertandingan di televisi.
Adzan maghrib pun berkumandang, segera saya bersiap untuk pergi ke mushola yang jaraknya hanya beberapa langkah dari kostku. Setelah shalat maghrib, banyak aktivitas yang saya lakukan, mulai dari berdzikir, membaca Al-Qur’an, dilanjutan shalat isya, lalu ke tempat kost teman sebelahku sambil membawa oleh-oleh untuknya. Sehabis itu saya membaca novel yang baru saja saya beli beberapa waktu yang lalu, sambil sesekali saya melihat tayangan televisi untuk menghilangkan kejenuhan saat membaca novel yang berjudul Paulo Coelho: Obrolan Dengan Sang Penziarah yang ditulis oleh Juan Arias. Dan tak terasa waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB.
Saya langsung segera terinspirasi untuk menulis tulisan “Cadangan Energi dalam Tubuh”. Dan itu saya tuliskan besoknya ketika pagi sehabis shalat shubuh, yaitu saat ini pada hari Senin (9/9/2013). Jadi, ketika saya heran dengan diri saya sendiri, jam sepuluh malam saya masih melek dan tidak terlalu capek. Padahal sorenya tadi, saya ingin sekali segera tidur, karena lelah sehabis perjalanan jauh, tapi karena saya paksakan untuk melakukan aktivitas, cadangan energi dalam tubuh saya seolah keluar, memberikan energi ekstra untuk membantuku mengatasi rasa lelah, meskipun pada saatnya tubuh akan meminta haknya untuk istirahat.
Saya berkesimpulan, berdasarkan buku yang pernah saya baca dari Dr. Norman V. Peale. Jika kita paksakan sedikit saja untuk berbuat sesuatu, untuk bergerak, untuk beraktivitas, maka energi cadangan dalam tubuh, energi ekstra dalam tubuh akan keluar memberikan daya energi. Kita pun menjadi semangat seolah rasa letih dan lesu segera teratasi. Oleh karena itu, saya sangat bersemangat ketika membaca judul buku The Unlimited Power karya Anthony Robbins. Meskipun saya sendiri belum pernah membaca isinya, tapi dari judulnya saja sudah bisa membuat saya semangat, “Kekuatan Tanpa Batas”. Saya akhiri tulisan ini dengan segala kerendahan hati, dengan kalimat yang mulia, laa haula wa laa quwwata illaa billahil ‘aliyyil ‘adziim, ‘tiada daya dan kekuatan sama sekali, kecuali dengan daya dan kekuatan dari-Mu’.
By Rihan Musadik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar