Kamis, 05 September 2013

Filosofi Film "Ted"

Persahabatan Ted dan John Bennet
Kalau dua hari yang lalu saya ingin menuliskan filosofi film “Ted”, tapi malahan nyasar jadi nulis sinopsisnya. Kali ini saya coba mengangkat filosofi, pelajaran dan pesan dalam film “Ted” ini. Seperti pembaca lihat sendiri dalam film “Ted”—atau kalau belum sempat menonton filmnya, bisa baca sinopsisnya dulu di blog ini—bahwa film ini kalau kita amati bersama, lebih banyak berkutat pada masalah percintaan antara John dan Lori, serta yang dianggap menjadi stumbling block hubungan mereka berdua, yaitu boneka beruang ajaib yang dinamakan Ted oleh John Bennet ketika kecil.

Dalam film ini, kita melihat dua orang sahabat (yang satu orang, yang satu bukan orang, tapi boneka ajaib) yang semenjak kecil hingga mereka beranjak dewasa, selalu menghabiskan waktu bersama, tertawa bersama, bercanda bersama, dan tempat curhat yang paling pas bagi John. Pacar John yang bernama Lori Collins pun sudah terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan mereka berdua, sudah tahu seluk beluk kelakuannya, karena Lori pun sering menghabiskan waktu bersama dengan John dan Ted ketika tidak sedang bekerja.

John dan Lori sadar hubungan mereka berdua yang sudah berjalan selama empat tahun, penuh kenangan, penuh canda dan tawa, penuh kesan, dan lika-liku bukanlah waktu yang singkat. Lori merasakan kedekatannya selama empat tahun dengan John, melihat bahwa John masih terlihat kekanak-kanakan, tidak dewasa. Ini tergambar dari sikap John yang masih saja takut petir, tidur selalu bersama Ted, sering terlambat masuk kerja hingga bermasalah dengan bosnya, kebiasaan buruk yang masih dilakukan, bahkan yang terparah meninggalkan Lori di pesta, demi memenuhi bujuk rayu sahabat sejatinya, yaitu Ted. Tentu saja hal ini membuat Lori kesal, karena hubungannya dengan John tidak akan baik ke depannya kalau sikap John masih saja demikian, padahal Lori sangat mendambakan John yang lebih dewasa, tanggungjawab, disiplin, dan komitmen dengan hubungan percintaannya.

Ketika Lori menyampaikan keluh kesahnya pada sikap John, John pun langsung menyadarinya, dan berusaha mendengarkan nasihat Lori. Dari sini kita bisa mengambil pelajaran ketika seseorang mendapatkan kritik dan masukan yang baik, sebaiknya kita tidak langsung bersikap apatis. Kita dengarkan dahulu, lalu kita renungkan, dan koreksi diri. Seperti yang dilakukan John dalam film ini yang menuruti saran Lori untuk memindahkan Ted, dari rumahnya, dan berusaha untuk tidak selalu bersama Ted. Dari film ini kita melihat seorang John yang cepat sadar atas sikapnya selama ini, dan ketika mendapat saran dari Lori, ia langsung meminta maaf, dan berniat untuk komitmen dengan hubungan yang selama ini sudah mereka jalani.

Komitmen sangat dibutuhkan dalam menjalin hubungan
Meskipun pada akhirnya John lagi-lagi sering membuat kesalahan, dengan kembali melakukan hal-hal yang dibenci Lori, tapi setiap kali berbuat salah, John selalu meminta maaf, dan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi, dan Lori pun masih memberikan kesempatan untuk mengubah sikapnya itu. Hikmah yang kita dapat, bahwa ketika manusia sudah berkomitmen untuk berubah menjadi lebih baik, dan tidak mengulangi lagi kesalahannya. Terkadang seorang manusia tergelincir kembali melakukan perbuatan buruknya yang dulu, memang demikian dalam Al-Qur’an dijelaskan, bahwa manusia diciptakan dalam keadaan lemah, manusia juga tempatnya salah dan lupa. Oleh kerana itu, kita juga harus memaklumi ketika menemui seseorang yang melakukan sebuah kekeliruan.

Dalam film ini, John yang melakukan kembali kesalahannya, padahal sudah berkomitmen untuk tidak mengulangi lagi. Berkali-kali meminta maaf pada Lori, dan berusaha untuk komitmen, sementara Lori masih memberikan kesempatan pada John. Dari sini kita bisa mengkorelasikan seorang manusia memang sering kali berbuat salah, dan yang harus segera dilakukannya adalah cepat-cepat bertaubat, dan menyesal, serta berusaha komitmen untuk tidak mengulanginya lagi. Dan Tuhan juga pasti akan memakluminya serta menerima taubatnya selagi ia sadar, terus berusaha untuk memperbaiki diri, seperti sikap Lori yang masih bermurah hati memberikan kesempatan pada John untuk memperbaiki sikapnya itu.

Butuh komunikasi untuk menyelesaikan konflik
Konflik puncak pun terjadi ketika John meninggalkan Lori di pesta temannya, dan John pun juga bertengkar hebat dengan sahabat seumur hidupnya Ted, ketika menyadari bahwa Ted membujuknya untuk melihat aktor kesayangannya ada di pesta di rumah Ted. Pada akhirnya boneka Ted yang diceritakan bisa berpikir dan berperasaan ini menyadari, bahwa selama ini dialah yang menjadi batu penghambat hubungan percintaan John dan Lori. Sekali lagi kita bisa mengambil pelajaran, seseorang yang cepat menyadari keadaan dirinya, membaca situasi di sekitarnya, selalu mengoreksi dirinya, menerima kritik, bahkan amarah dari orang lain dengan tangan terbuka, akan lebih mudah menyelesaikan konflik dengan baik. Seperti yang dilakukan Ted dalam film ini, ia mengakui kesalahannya pada John, dan berusaha untuk segera memperbaiki kelakuannya, dan pada saat yang sama ia juga berusaha menjadi mediator agar hubungan John dan Lori baik kembali.

Pada akhirnya usaha Ted berhasil, John dan Lori bisa bersatu kembali setelah melewati masa-masa sulit dengan diculiknya boneka Ted. Persahabatan John dan Ted yang sudah seperti keluarga sendiri juga masih tetap baik, karena mereka memang sudah sejak lama hidup bersama. John dan Lori akhirnya menikah, dan bisa hidup bahagia. Sementara Ted juga kembali menjalani kehidupan normalnya, dan menjalin hubungan asmara dengan rekan sekerjanya.

Bintang jatuh, mitos yang beredar harapan kita akan terkabul
Ada pesan dalam film ini yang juga bisa kita ambil, yaitu ketika John Bennet kecil berharap dengan sungguh-sungguh pada Tuhan akhirnya dikabulkan, begitu juga ketika Lori Collins sangat menaruh harapan pada Tuhan, terkabul juga harapannya. Ada saatnya ucapan kita, harapan kita, doa kita  walaupun dalam hati, sampai pada Tuhan, dan Tuhan pun mengabulkannya. Meskipun dalam film ini, digambarkan sebuah harapan yang absurd, yakni berharap agar boneka Ted yang benda mati bisa menjadi hidup, dan harapannya tepat ketika bintang jatuh. Mitos bintang jatuh sendiri sudah sangat populer di masyarakat barat, oleh karena itu kalau melihat ada bintang jatuh, atau sesuatu benda yang seperti bintang terlihat jatuh ke bumi, maka segera berharap agar bisa terkabul. Saya sendiri ragu, apakah ada bintang yang benar-benar jatuh ke bumi, karena yang saya tahu bintang itu besar, ia terlihat kecil hanya dari kejauhan. Yang jelas, Tuhan bisa mengabulkan doa dan harapan siapa saja yang dikehendaki-Nya. Setidaknya kita bisa mengambil sisi filosofisnya secara jernih dan logis berdasarkan akal sehat, untuk kita jadikan pelajaran dalam menjalani kehidupan yang lebih bijak. Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar